Mulai tahun ajaran 2015/2016 sekolah-sekolah Menengah di Jawa Tengah mulai melaksanakan sekolah 5 hari. Berbagai alasan disampaikan agar sekolah memberlakukan 5 hari, namun siapa sebenarnya yang diuntungkan ? Ada yang merasa senang dan ada yang merasa terpaksa, bahkan ada pula yang mengeluh tak berdaya. Siapa yang merasa senang ?
tentu saja yang menginginkan hari Sabtu bisa memanfaatkan waktunya untuk santai, atau weekend. Namun bagi guru sendiri sepertinya tidak demikian, karena meskipun 5 hari sekolah tetap saja kebanyakan berangkat 6 hari, karena kegiatan ekstrakurikuler dan lain-lain dialihkan hari Sabtu. Kecuali guru-guru yang tidak memiliki kegiatan apapun. Bagi siswa sendiri 5 hari sekolah dengan 6 hari sekolah tidak ada bedanya karena pada hari Sabtu masih harus berangkat untuk kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lainnya.
Apabila dilihat dari segi beban kerja, tidak ada perubahan, karena jam kerja atau belajar yang hari Sabtu dialihkan pada hari lain. Namun apabila dilihat dari efektifitas, nampaknya juga kurang efektif, karena pada pembelajaran sore hari sudah sangat lelah baik siswa maupun gurunya. Beberapa hari kegiatan belajar mengajar telah berjalan, beberapa orang guru mulai merasakan kelelahan pada jam-jam terakhir.
Mungkin penentu kebijakan beranggapan bahwa dunia pendidikan sama dengan dunia kerja lainnya. Tetapi dunia pendidikan berbeda dimana subjek maupun objek kerja sama-sama membutuhkan kesiapan fisik dan psikis yang prima, apabila salah satu pihak kurang mendukung maka tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan merupakan pembetukan watak, perilaku, pengembangan ketrampilan dan keahlian secara bersamaan. Guru dituntut harus memiliki kesiapan lebih dibanding dengan profesi lainnya, pekerjaan yang dilakukan tidak hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah, karena harus menyusun perencanaan, dan perangkat lainnya setiap hari, apabila dengan 5 hari kerja pulang sore maka waktu untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran pada hari-hari berikutnya menjadi kurang, begitu juga energinya telah terkuras di sekolah. Lalu apa untungnya 5 hari sekolah bagi guru ?
Bagi yang mendukung 5 hari sekolah beranggapan bahwa dengan 5 hari sekolah dapat menekan kenakalan anak-anak. karena waktunya telah dihabiskan di sekolah. Tetapi dibalik itu, anak-anak telah terkurangi kasih sayangnya dari orang tua.
Demikian sekilas tentang pelaksanaan 5 hari sekolah untuk sekolah menengah, seperti apakah hasilnya nanti, tunggu tanggal mainnya. Mudah-mudahan tulisan ini dapat sebagai bahan renungan bagi kita semua baik yang pro maupun yang terpaksa dengan 5 hari sekolah.
tentu saja yang menginginkan hari Sabtu bisa memanfaatkan waktunya untuk santai, atau weekend. Namun bagi guru sendiri sepertinya tidak demikian, karena meskipun 5 hari sekolah tetap saja kebanyakan berangkat 6 hari, karena kegiatan ekstrakurikuler dan lain-lain dialihkan hari Sabtu. Kecuali guru-guru yang tidak memiliki kegiatan apapun. Bagi siswa sendiri 5 hari sekolah dengan 6 hari sekolah tidak ada bedanya karena pada hari Sabtu masih harus berangkat untuk kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lainnya.
Apabila dilihat dari segi beban kerja, tidak ada perubahan, karena jam kerja atau belajar yang hari Sabtu dialihkan pada hari lain. Namun apabila dilihat dari efektifitas, nampaknya juga kurang efektif, karena pada pembelajaran sore hari sudah sangat lelah baik siswa maupun gurunya. Beberapa hari kegiatan belajar mengajar telah berjalan, beberapa orang guru mulai merasakan kelelahan pada jam-jam terakhir.
Mungkin penentu kebijakan beranggapan bahwa dunia pendidikan sama dengan dunia kerja lainnya. Tetapi dunia pendidikan berbeda dimana subjek maupun objek kerja sama-sama membutuhkan kesiapan fisik dan psikis yang prima, apabila salah satu pihak kurang mendukung maka tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan merupakan pembetukan watak, perilaku, pengembangan ketrampilan dan keahlian secara bersamaan. Guru dituntut harus memiliki kesiapan lebih dibanding dengan profesi lainnya, pekerjaan yang dilakukan tidak hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah, karena harus menyusun perencanaan, dan perangkat lainnya setiap hari, apabila dengan 5 hari kerja pulang sore maka waktu untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran pada hari-hari berikutnya menjadi kurang, begitu juga energinya telah terkuras di sekolah. Lalu apa untungnya 5 hari sekolah bagi guru ?
Bagi yang mendukung 5 hari sekolah beranggapan bahwa dengan 5 hari sekolah dapat menekan kenakalan anak-anak. karena waktunya telah dihabiskan di sekolah. Tetapi dibalik itu, anak-anak telah terkurangi kasih sayangnya dari orang tua.
Demikian sekilas tentang pelaksanaan 5 hari sekolah untuk sekolah menengah, seperti apakah hasilnya nanti, tunggu tanggal mainnya. Mudah-mudahan tulisan ini dapat sebagai bahan renungan bagi kita semua baik yang pro maupun yang terpaksa dengan 5 hari sekolah.