BUAT PARA PELAJAR, TETAP SEMANGAT BELAJAR DI RUMAH,JANGAN PANIK MENGHADAPI VIRUS CORONA, TAPI JANGAN REMEHKAN KARENA SIAPA SAJA BISA JADI KORBAN, SEMOGA PANDEMI CORONA SEGERA BERAKHIR SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERGABUNG BERSAMA "GARUDA BUKATEJA" DALAM SITUASI PANDEMI COFID 19

TUNJANGAN SERTIFIKASI HANYALAH MIMPI

Sangat menyakitkan memang apabila kita mendapat perlakuan diskriminatif, meskipun kemapuan kita di atas mereka yang lebih diuntungkan. Hal tersebut biasa terjadi di negeri ini, misalnya seorang penjahat dapat lolos dari jeratan hukum, justru yang terhukum mereka yang menjadi korban kejahatan.  http://anggota.igi.or.id/surat-tunjangan-sertifikasi-hanyalah-mimpi.html.
Di dunia pendidkan pun perlakuan diskriminatif sering kali terjadi,
misalnya banyak guru yang berjasa mencerdaskan anak-anak bangsa puluhan tahun lamana tetapi hanya mendapatkan honor sekadarnya tanpa gaji yang memadai, tetapi tidak sedikit diantara mereka yang baru menjadi guru diterima sebagai PNS, mendapatkan tunjangan sertifikasi dan fasilitas lainnya, karenai nilai UKG-nya tinggi. Maklum mereka masih muda, mudah mengupdate ilmu, dan kebijakan pemerintah. Berbeda dengan guru yang sudah berusia lanjut, ilmunya makin larut terbawa usia bersama dengan kemampuannya yang terus menurun. 
MMasih banyak guru yang mendapat perlakuan kurang adil dan bijaksana, pengabdian yang begitu lama sirna, pengorbanan yang begitu besar sirna terkan dampak kebijakan yang kurang berpihak padanya. Akhir-akhir ini banyak guru yang tidak mendapatkan tunjangan sertifikasi, karena mata pelajaran yang diajarkan tidak linier dengan bidang sertifikasi, tidak mencapai 24 jam mengajar, dan masih banyak faktor penyebab lainnya. Tidak sedikit di antara mereka tergolong usia tua yang selalu sabar menerima berbagai kebijakan. Penulis sendiri emngalami hal serupa, tidak mendapatkan tunjangan sertifikasi karena mata pelajaran yang diajarkan tidak linier, dimana ketidaklinierannya sebagai dampak dari gunjang ganjingna kurikulum dan kebijakan yang berubah-ubah setiap saat sesuai selera penguasa. Banyak di antara mereka berbondong-bondong menuju gedung kementerian dan demo memohon kebijakan, tetapi tidak jarang di antara mereka pulang dengan tangan hampa, betiu juga yang masih honor berpuluh-puluh tahun lamanya. Betapa pedih dan menyakitkan ketika penulis mengalami hal serupa, perjuangan untuk memohon kebijakan pemerintah,di gedung kemernterian simbol kemegahan dunia pendidikan Indonesia, akhirnya pulang dengan isapan jempol belaka, Umar Bakri tetap Umar Bakri, tunjangan sertifikasi hanyalah mimpi, meskipun seluruh syarat pengabdian telah dipenuhi.
Tetapi jangan khawatir Umar Bakri, meskipun sepeda butuh ditinggal mengbut, hutuanya kalang kabut janganlah cemberut, lihatlah senyum ceria anak-anak apbangsa, Semoga mereka ingat akan perjuangannu, ingat jasa-jasamu dan mendoakanmu agar masuk sorga. Jangan lihat anakmu ketika merengek meminta baju atau ditagih bayar sekolah/ kuliah, tetapi lihatlah mereka ketika sedang bermimpin bermain di angkasa. 
Tetaplah tegar dan terus maju, janganlah terkapar pilu, mohonlah penghargaan pada tuhanmu apabila pemerintah ataupun masyarakat tidak menghargaimu. Salam sejahteran buat kawan senasib seperjuangan, tetaplah bersemangat mengajarkan kebajikan, semoga para petingi negeri ingat bahwa keberhasilannya karena berkat perjuangan dan bimbingan bapak ibu guru.
Comments
0 Comments