BUAT PARA PELAJAR, TETAP SEMANGAT BELAJAR DI RUMAH,JANGAN PANIK MENGHADAPI VIRUS CORONA, TAPI JANGAN REMEHKAN KARENA SIAPA SAJA BISA JADI KORBAN, SEMOGA PANDEMI CORONA SEGERA BERAKHIR SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERGABUNG BERSAMA "GARUDA BUKATEJA" DALAM SITUASI PANDEMI COFID 19

PEMUDA DAN NASIONALISME

Banyak pihak berpendapat mengatakan bahwa nasionalisme telah luntur, bahkan para pemuda sekarang kurang memahami arti nasionalisme. Pendapat tersebut dapat dikatakan benar, tetapi tidak selamanya benar. Keberadaan generasi muda sekarang kondisinya berbeda dengan para pemuda pada masa pergerakan nasional atau pasca proklamasi kemerdekaan RI. Pada zaman itu para pemuda dihadapkan pada kondisi yang memaksa untuk melakukan perjuangan, sebab kehidupannya berada di bawah tekanan para penjajah.
Berbeda dengan zaman sekarang, dimana para pemuda tidak lagi mendapat tekanan yang menantang, tetapi sebaliknya dimanjakan dan dipenuhi apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya. Mereka memperoleh kebebasan untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan sehingga yang berkembang sifat individualisme bukan kebersamaan. Baik orang tua, masyarakat, maupun pemerintah berupaya memfasilitasi mereka agar tidak mengalami penderitaan, tekanan ataupun tantangan. Kasih sayag orang tua yang berlebihan berpengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan mental anak-anak, mereka menjadi penakut, mudah frustasi, atau sebaliknya berani menentang norma dan aturan yang ada. Mereka menjadi pemalas, karena apa yang menjadi keinginannya telah terpenuhi. Terlebih tekonologi modern telah memanjakannya, cukup dengan duduk manis mereka dapat menikmati berbagai hiburan yang disajikan berbagai media. Dengan banyaknya kendaraan bermotor mereka tidak perlu lagi bersusah payah naik sepeda atau jalan jauh untuk mencapai tujuan. Masih banyak lagi contoh yang membuat generasi muda sekarang tidak lagi memahami arti nasionalisme. Mereka tidak bisa disalahkan begitu saja, karena generasi tua tidak memberikan informasi lengkap tentang nasionalisme, perjuangan, usaha dan pengorbanan untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik.
Penulis mencoba menganalisa bahwa lunturnya nilai-nilai nasionalisme karena terbatasnya informasi tentang perjuangan dan pengorbanan bangsa Indonesia baik dalam merebut ataupun mempertahankan kemerdekaan. Perlu diperlihatkan kepada mereka bahwa kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan tidak lepas dan perjuangan dan pengorbanan. Sebagai contoh, keberhasilan merebut kemerdekaan dan mempertahankannya bukan karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki bangsa Indonesia, melainkan keberanian dan semangat rela berkorban dalam keterbatasan. Oleh karena itu pada awal tahun mengajar penulis selalu menyajikan film perjuangan, salah satunya adalah film Pertempuran 10 November 1945, beberapa cuplikan tentang film perjuangan diedit ulangan disertai narasi sehingga dapat membangkitkan emosi mereka untuk mencintai tanah airnya, menghargai para pahlawan serta membenci segala bentuk penjajahan. Dengan sajian film perjuangan peserta didik dibawa ke alam perjuangan, sehingga setelah itu mereka termotivasi untuk giat belajar dan bekerja, agar perjuangan para pahlawan tidak sia-sia.
Berikut adalah beberapa apresiasi siswa setelah menyaksikan film perjuangan melalui media internet, yang penulis sajikan secara khusus di blog :

Dwi Kartika , X TGB 2 :
“Setelah saya melihat pertempuran 10 november 1945 ternyata peristiwa pertempuran yang sangat penting bagi bangsa Indonesia, karena telah memberikan warna tersendiri bagi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan. Semangat membara yang tak kenal kalah, meski banyak sekali korban berjatuhan tapi tidak ada kata menyerah. Meskipun menghadapi penjajah dari negara lain tetapi tidak ada kata menyerah. Peristiwa yang mengharukan, memilukan semestinya menyadarkan bangsa Indonesia pada saat sekarang. Video tersebut menyadarkan kita semua, betapa berat menjunjung dan mempertahankan negara indondsia. Hiduplah negara kita INDONESIA”

Aditya Fandi X TKJ 2 :
“Assalamualaiukm wr.wb
Setelah saya melihat pertempuran 10 november 1945 kita diajaran untuk mempunyai semangat 45 seperti para pahlawan dengan belajar dengan tekun dan berusaha sebaik mungkin menjadi seorang pelajar.sebagai generasi yang baik kita harus membawa nama baik kita dan bangsa
wasallamualaikum wr.wb”

Enjenie aura salsadilla. X TKJ 5 :
“Nilai yang bisa diambil dari peristiwa pertempuran 10 November 1945 :
  1. Kita harus memiliki kecintaan dan rasa memiliki terhadap tanah air, sehingga akan muncul motivasi untuk mempertahankan indonesia.
  2. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki jiwa nasionalisme, semangat yang tinggi dan pengabdian serta melaksanakan pembangunan nasional sehingga akan terwujud masyarakat adil dan makmur di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  3. Kita harus menghargai perjuangan para pahlawan yang telah mendahului kita, yang telah mengorbankan harta-benda, jiwa-ragaya dalam perjuangan mempertahankan dan mencapai cita-cita.”
Nama: Putra Yudha Satria. X.TKJ.4
“Menurut saya pertempuran ini sangat menyiksa rakyat indonesia karena penjajah sangat kejam. penjajah telah membunuh orang-orang yang tidak bersaalah. oleh krena itu kita sebagai pemuda penerus bangsa harus bisa melawan penjajahan dimasa kini. demi keutuhan NKRI. dijaman sekarang penjajah melawan kita dengan teknologi yang sangat merusak moral pemuda bangsa kini. oleh karena itu kita harus bisa memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya. juga bisa melawan. segala bentuk usaha para penjajah dimasa kini dan masa mendatang”.

Comments
0 Comments