Tunjangan sertifikasi triwulan II telah cair, bagi guru yang mendapatkan merasa lega karena banyak kebutuhan menjelang lebaran dapat dianggarkan. Namun masih ada beberapa guru yang belum bisa menikmatinya, karena berbagai hal.
Aku hanyalah seorang guru, yang harus menafkahi istri dan anak-anak, merasakan sangat sedih, pilu ketika melihat istri menangis, prestasi anak yang sedang kuliah merosot karena hidup super hemat menghadapi kenyataan. Orang tua tidak mengirim uang berapa bulan, karena tunjangan sertifikasi belum cair selama
satu tahun. Anak berikutnya seharusnya masuk SMA tapi tidak ada biaya. Sementara tentangga yang miskin dapat menyekolahkan anaknya, karena dapat bantuan dana.
satu tahun. Anak berikutnya seharusnya masuk SMA tapi tidak ada biaya. Sementara tentangga yang miskin dapat menyekolahkan anaknya, karena dapat bantuan dana.
Sudah satu tahun aku menunggu turunny tunjangan sertifikasi, namun hanya bisa gigit jari. Kucoba mengadu ke Dinas Pendidikan Kabupaten, tapi tidak ada solusi, kemudian mengadu ke kantor Kementrian Pendidikan di Senayan lantai 12 pun tidak ada solusi, bahkan mengadu pada Ketua PGRI pusat pun belum ada solusi. Siapa sebenarnya yang bertanggung jawab ? sehingga SK Tunjangan Sertifikasiku belum bisa dikeluarkan.
Beginikah nasib seorang guru yang mutasi dari SMP ke SMK, karena di SMP tidak mencukupi jam mengajarnya. Beginikah nasib seorang guru yang dimuliakan oleh menteri pendidikan, padahal telah mengabdi 20 tahun lebih. Beginikah nasib seorang guru yang mengajar dan mendidik anak orang lain tapi mau menyekolahkan anaknya sendiri saja kesulitan, harus menunggu tunjangan sertifikasi yang belum tahu kapan turunnya, sementara pembayaran kuliah dan sekolah anak tidak dapat ditunda.
Apabila dilihat dari kinerja aku bukan tergolong guru yang malas, namaku sudah tercatat di beberapa lomba guru baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional, meski belum pernah meraih juara. Ya Allah tolong utus malaikatmu untuk membimbing umatmu agar bertanggung jawab dalam menjalankan tugas, sehingga sehingga tidak menimbulkan penderitaan bagi umat yang lain.
Mohon maaf pada para pembaca, apabila kalimat di atas kurang nyaman dinikmati, karena kepedihan ini tidak terbendung lagi. Dan tak lupa pula bagi sobat dan kawan yang merelakan sebagian rizkinya, kami ucapkan banyak terima kasih, semoga Allah membalas kebajikan setiap umatnya.