Sering kita jumpai siswa belajar merasa lesu, kurang bergairah, kurang memperhatikan, bahkan sibuk sendiri. Sikap tersebut tentu akan mengganggu konsentrasi guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Keadaan semacam itu apabila berlangung terus menerus tentu akan berpengaruh besar dan banyak terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran, penyelenggaraan pendidikan di sekolah,
serta nasib lembaga pendidikan itu sendiri.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi semangat belajar peserta didik, antara lain :
1. Faktor dari anak :
1. Faktor dari anak :
- belajar yang tidak dilandasi kesadaran diri, karena mendapat tekanan dari pihak lain, misalnya orang tua dan lingkungan pergaulan
- kondisi fisik dan mental kurang mendukung, misalnya terlalu lelah
- motivasi belajar rendah, bisa disebabkan karena keterbatasan kemampuan intelegensi atau juga menganggap bahwa materi yang diajarkan tidak penting. Bagi anak yang memiliki kemampuan intelegensi tinggi akan lebih mudah diajak untuk belajar dibanding dengan peserta didik yang intelegensinya rendah.
- Pengalaman mengajar terbatas, biasanya guru-guru yang belum lama mengajar. Namun tidak sedikit guru meskipun masih baru tapi cara mengajarnya sangat disukai peserta didiknya
- Penampilan seorang guru, setiap gerak dan gaya mengajar seorang guru mendapatkan perhatian penuh dari peserta didiknya.
- Kemampuan menguasai kelas, atau menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan atau membuat peserta didik terkonstrasi dalam belajar.
- Penguasaan materi yang diajarkan, kemampuan ini sangat berpengaruh terhadap penampilan guru dalam membawa suasana kelas yang kondusif terhadap kegiatan pembelajaran
- Pemahaman terhadap karakter peserta didik, seorang guru hendaknya memahami bahwa setiap peserta didik memiliki karakter yang berbeda. namun pada saat proses pembelajaran karakter yang melekat pada peserta didik harus bisa ditekan serendah mungkin, agar perilaku mereka terpusat pada proses pembelajaran. Apapun karakternya yang dimiliki peserta didik, maka guru harus bisa membawanya ke dalam suasana pembelajaran. Pada situasi inilah seorang guru dituntut memiliki kemampuan bervariasi, layaknya seorang artis serba bisa, bisa menjadi penyanyi, bisa menjadi pelawak, bisa menjadi presenter. Guru hendaknya bisa membawa suasana menyenangkan atau bisa juga menegangkan, membawa alam pikiran anak didik. Mereka seolah-olah sedang menyaksikan sebuah tontonan, tetapi sebenarnya mereka sedang mendapatkan transfer ilmu dari gurunya.
- Keadaan mental guru, sebenarnya setiap guru memahami tugas dan tanggung jawabnya di depan anak didiknya. Guru adalah manusia biasa yang tidak lepas dari berbagai permasalahan. Pada saat suasana kalut, banyak permasalahan baik di keluarga ataupun di tempat tugas, akan sangat berpengaruh terhadap penampilannya di hadapan siswa. Banyaknya pekerjaan yang berbentuk administrasi juga sangat mempengaruhi kondisi mentalnya dalam melaksanakan tugas. Apalagi tuntutan administrasi dijadikan sebagai bahan penilaian dirinya. Maka tidak sedikit guru terpaksa mendahulukan administrasinya, karena apabila tidak dipenuhi akan mempengaruhi nasib dirinya. Tekanan-tekanan seperti itulah yang akhirnya guru tidak dapat mempersiapkan pembelajaran secara optimal. Kita tahu bahwa guru bukanlah artis yang sekali bicara dapat ratusan juta, tetapi profesi yang mengandalkan penampilan prima tapi gaji tak seberapa dibanding dengan artis. Jadi sangat wajar apabila guru terpaksa mengesampingkan tugas utamanya demi memenuhi tuntutan administrasi, yang sebenarnya tidak berarti bagi peserta didiknya. Bahkan masih banyak guru yang mendapatkan perlakuan tidak layak, meskipun pekerjaan sangat melelahkan. Hanya karena mereka telah menyadari akan tugas dan tanggung jawab, resiko sebagai seorang pendidik, demi masa depan anak-anak didiknya.
- Tidak semua materi pelajaran disukai oleh peserta didik, apabila pelajaran yang diajarkan disukai mereka akan belajar dengan semangat , tetapi sebaliknya apabila pelajaran tidak disukai maka mereka hanya sekedar duduk tapi tidak memperhatikan.
- Sebenarnya tidak sedikit kebijakan-kebijakan pemerintah yang dapat menghambat kegiatan pendidikan, misalnya peraturan yang mengatur keberadaan guru berganti-ganti yang membuat guru harus banyak mempelajari tentang peraturan tersebut.
- Pergantian kurikulum, ketika pembelajaran sudah mulai kondusif dari pelaksanaan kurikulum yang diberlakukan, ketika terjadi pergantian pemerintahan, kurikulum ikut diganti. Memang di satu sisi dikatakan pembaharuan, namun disisi lain akan menghambat, karena setiap perubahan membutuhkan proses adaptasi pembelajaran yang cukup lama.
- Pembatasan hak dan kewenangan guru dan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolanya, dan apabila tidak hati-hati seorang guru akan berurusan dengan hal-hal yang dapat menghentikan dirinya dari guru.