I. Peristiwa Penting Pasca Proklamasi Kemerdekaan RI
A . Penyebarluasan Berita Proklamasi
Walaupun proklamasi telah dikumandangkan
pada tanggal 17 Agustus 1945 namun banyak masyarakat Indonesia yang tidak tahu,
oleh karena itu para pemuda dan pejuang berupaya untuk dapat menyebarluarkan
berita tersebut sampai ke seluruh lapisan masyarakat dengan maksud agar seluruh
bangsa Indonesia bangkit dan ikut serta berjuang melawan penjajahan. Mengingat
masih terbatasnya sarana komunikasi maka dengan berbagai cara dilakukan, antara
lain : menggunakan radio, penyebaran pamflet, melalui perkumpulan, dan dari
mulut ke mulut. Proklamasi kemerdekaan benar-benar disambut dengan gembira oleh
seluruh lapisan
Proklamasi merupakan momentum yang
sangat penting, sejak tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan telah
lepas dari segala ikatan penjajahan / kolonialisme. Perlu kita peringati setiap
tahun karena memiliki arti yang sangat penting bagi bangsa Indonesia.
Arti Penting Proklamasi Kemerdekaan, 17 Agustus 1945
bagi bangsa Indonesia:
1.
Bangsa Indonesia telah memiliki
kedaulatan untuk menentukan nasibnya sendiri
2.
Proklamasi merupakan titik kulminasi
( titik puncak ) perjuangan bangsa
Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan
3.
Proklamasi merupakan jembatan emas
bagi bangsa Indonesia sebagai tempat menyebrang dari alam penjajahan ke alam
kemerdekaan
4.
Proklamasi merupakan modal dasar bagi
bangsa Indonesia untuk membangun menjadi bangsa yang maju dan mandiri
Namun demikian masih banyak pekerjaan
dan tantangan yang harus diselesaikan dalam waktu singkat.
B. Tantangan bangsa Indonesia setelah merdeka
antara lain:
1.
Menghadapi tentara Jepang yang masih
bersenjata lengkap, walaupun tidak punya kekuasaan lagi di Indonesia
2.
Menghadapi pasukan Sekutu, sebagai
pemenang perang dunia II
3.
Menghadapi kedatangan kembali tentara
Belanda yang pernah menjajah Indonesia
4.
Belum adanya lembaga negara dan pemerintahan yang memadai , dan isntansi
lainnya .
5.
Indonesia belum memiliki tentara dan
persenjataan masih sangat terbatas
6.
Pemerintahan yang belum stabil dan
lengkap
7.
Kesengsaraan rakyat akibat penjajahan
jepang
8.
Kebodohan akibat lama di jajah Belanda
C. Sidang PPKI
pada tanggal 18 Agustus 1945 menghasilkan keputusan , antara lain :
1.
Menetapkan dan mengesahkan UUD RI
yang telah dirancang oleh Dokuritsu
Zumbi Cosakai atau BPUPKI ( Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia )
2.
Memilih dan menetapkan presidan RI ( Ir.
Sukarno ) dan wakil presiden RI ( Drs. Moh. Hatta )
3.
Sebelum terbentuknya MPR, dalam
melaksanakan pekerjaan presiden dibantu oleh Komite Nasional.
D. Sidang PPKI
pada tanggal 19 Agustus 1945 menghasilkan keputusan , antara lain :
1.
Menetapkan 12 orang menteri dalam
lingkungan pemerintahan dan 4 menteri negara yang akan dilaksanakan
pelantikannya pada tanggal 2 September 1945. Susunan menteri ( kabinet
Indonesia pertama kali adalah sebagai berikut :
a.
Ment Dalam
Negeri : MAA Wiranata Kusumah
b.
Ment Luar
Negeri : Mr. Ahmad Subardjo
c.
Ment
Keuangan : Mr. AA Maramis
d.
Ment
Kehakiman : Prof.Dr.Mr. Supomo
e.
Ment
Kemakmuran : Ir. Ahmad Cokrodisuryo
f.
Ment Keamanan
Rakyat : Supriyadi
g.
Ment
Kesehatan : Dr. Buntaran Martoatmojo
h.
Ment
Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
i.
Ment Penerangan : Mr. Amir Syarifudin
j.
Ment Ment Sosial :
Mr. Iwa Kusuma S.
k.
Ment Perhubungan :
Mr. Abikusno Cokro.
l.
Ment Pekerjaan Umum :
Mr. Abikusno Cokro.
m.
Ment negara : Wachid
Hasyim
n.
Ment negara : MR. Amir
o.
Ment negara : Mr. RM Sartono
q. Ment
negara : Otto Iskandardinata
2.
Wilayah RI terbagi menjadi 8 provinsi, dan sebagai
gubernurnya adalah sebagai berikut :
a.
Provinsi
Sumatera : Tengku Moh Hasan
b.
Provinsi Jawa
Barat : Sutarjo Kartohadikusuma
c.
Provinsi Jawa
Tengah : R. Panji Suroso
d.
Provinsi Jawa
Timur : RA Suryo Sumpeno
e.
Provinsi Sunda
Kecil : I Gusti Ketut Puja
f.
Provinsi
Maluku : Mr. J. Latuharhari
g.
Provinsi
Sulawesi : Ratulangi
h.
Provinsi
Kalimantan : Ir. Pangeran Moh. Rum
E. Sidang
PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945 menghasilkan keputusan , antara lain :
1.
Membentuk Komite Nasional Indonesa,
Pembentukan Badan KNIP ( Komite Nasional Indonesia Pusat ), yang baru dilantik
pada tanggal 29 Agustus 1945, sebagai
ketuanya adalah Mr. Kasman Singadimeja.
2.
Pembentukan Partai Nasional Indonesia (
PNI )
3.
Pembentukan Badan Keamanan Rakyat ( BKR
), bertugas sebagai badan penolong
keluarga korban perang. Keanggotaanya terhimpun dari bekas anggota PETA,
Heiho, Keibodan, Seinendan, dll.
F. Pembentukan Tentara Nasional Indonesia
BKR bukan angkatan bersenjata,
melainkan badan penolong keluarga korban perang. Guna menghadapi tentara
Jepang, kedatangan Sekutu dan Belanda , maka harus memiliki angkatan bersenjata
yang tangguh. Pada bulan September 1945 tentara Sekutu dan Belanda telah tiba
di Indonesia, sebagai bangsa yang tidak mau dijajah lagi maka segera membentuk
angkatan bersenjata. Para pejuang dengan gigih dan berani merebut
senjata-senjata Jepang guna menghadapi tentara Sekutu dan Belanda. Keadaan
semakin kacau setelah orang-orang Belanda melakukan kekacauan di berbagai
tempat. Oleh karena itu pada tanggal 5 Oktober 1945 pemerintah membentuk
angkatan bersenjata dengan nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Keanggotaannya
besifat sukarela, perlengkapan dan persenjataan harus mencari sendiri dan tugas
yang dipikulnya sangat berat , yaitu mengamankan negara. Dalam waktu singkat
banyak sekali yang menjadi anggota, terutama mereka yang telah terlatih di PETA
dan Heiho ketika Jepang masih berkuasa. Letkol Sudirman diangkat sebagai
panglima TKR dan Letkol Urip Sumoharjo menjadi Kepala Staf TKR.
Perjalanan TKR tidaklah mudah,
karena ketika masih dalam proses pembentukkan langsung terjun di medan
pertempuran. Satu-satunya jalan untuk mendapatkan senjata adalah dari tangan Jepang,
Dengan gigih dan berani para pejuang, pemuda, memaksa tentara Jepang untuk
menyerahkan persenjataannya. Tidak sedikit korban yang berjatuhan. Banyak
peristiwa heroik di berbagai kota, dengan perlengkapan seadanya para pejuang
akhirnya berhasil melucuti tentara Jepang. Untuk mengenang keberanian dan
semangat juangnya maka setiap tanggal 5 Oktober diperingati sebagai Hari
Angkatan Besenjata ( TNI ). Dalam
perjalanan selanjutnya TKR mengalami perubahan nama menjadi TRI ( Tentara
Republik Indonesia ), dan terakhir menjadi TNI ( Tentara Nasional Indonesia ).
Perjuangan mereka tidak cukup
disini, karena masih harus menghadapi tentara Sekutu dan Belanda yang ingin
kembali menjajah Indonesia. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan sangat berat,
persenjataan dan kemampuan yang terbatas menuntut tentara kita harus bekerja
keras, lebih-lebih yang dihadapi adalah tentara Sekutu, pemenang Perang Dunia
II, tentu saja persenjataannya jauh lebih modern. Di bawah kepemimpinan Letkol
Sudirman dengan melakukan perang gerilnya akhirnya pada tahun 1949 berhasil
mengusir Belanda dari bumi Indonesia.
Sebagai bangsa yang besar kita harus memberikan
penghargaan sebesar-besarnya kepada mereka yang telah berjuang merebut dan
mempertahankan negara dengan sukarela tanpa pamrih dan penuh pengorbanan. Tegak
berdirinya negara ini sekarang karena berkat perjuangan para pejuang yang
dimotori oleh tentara.
I.
Kedatangan Tentara Sekutu di Indonesia
Sebagai pihak pemenang Perang Dunia II Tentara Inggris
atas nama Sekutu berupaya mengambil alih Indonesia dengan membentuk Divisi
dengan nama Allied Gorces Nederlads East Indies ( AFNEI ) yang dipimpin Letjen
Sir Phllip Christison, Pasukan AFNEI mendarat di Tanjung Priok, Jakarta pada
tanggal 29 September 1945 terdiri atas tiga Divisi, yitu :
1.
Divisi India ke-23, ditempatkan di Jawa
Barat dan dipimpin oleh Mayjen DC Hawtorn
2.
Divisi India ke-5 , ditempatkan di Jawa
Timur dan dipimpin oleh Mayjen EC Mansergh
3.
Divisi India ke 26, ditempatkan di
Sumatera dan dipimpin oleh Mayjen HM Chambers
Tugas
tentara Inggris ke Indonesia antara lain:
1.
Menerima penyerahan daerah jajahan ( kekuasaan ) dari tangan Jepang
2.
Melucuti tentara Jepang
3.
Mengembalikan tentara Jepang ke
Negerinya
4.
Menjaga ketetiban dan keamanan di
Indonesia
5.
Membebaskan interniran Belanda yang ditawan
oleh tentara Jepang
Semula kedatangan mereka disambut baik oleh bangsa
Indonesia, namun setelah diketahui orang-orang Belanda yang tergabung dalam
NICA (Nederlands Indies Civil Administration ) ikut di belakangnya, maka bangsa
Indonesia tidak percaya lagi atau lebih waspada terhadap tentara Inggris,
maupun Belanda. Kedatangan NICA dipimpin oleh Van der Plash danVan Mook
mempunyai maksud dan tujuan ingin menjajah kembali Indonesia, namun bangsa
Indonesia telah menyatakan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Suasana
semakin kacau dengan dibebaskannya interniran Belanda dan pasukan KNIL yang
ditahan oleh tentara Jepang. Para pejuang dengan cepat segera melakukan gerakan
yaitu :merebut senjata dari tentara Jepang sebelum jatuh ke tangan Sektu, guna
menghadapi tentara Sekutu ( Inggris ) dan Belanda. Terjadilah
peristiwa-peristiwa heroik dengan semangat kepahlawanan, bangsa Indonesia yang
semula ketakutan apabila melihat tentara Jepang, namun setelah merdeka tidak
ada lagi yang ditakuti, sekalipun Inggris bekas pemenang Perang Dunia II .
II. Perlawanan
Terhadap Tentara Jepang
A.
Rapat Raksasa di Lapangan Ikada, 19
September 1945
Peristiwa
ini diprakarsai oleh para pemuda Menteng dengan cara mengumpulkan warga Jakarta
untuk mendengarkan pidato presiden Sukarno yang pertama kali sejak Indonesia
merdeka, tanggal 17 Agutus 1945. Dengan dihadiri ribuan massa di lapangan Ikada
massa tidak takut lagi terhadap ancaman tentara Jepang yang
dihadapinya.Kedatangan presiden Sukarno disambut gembira oleh bangsa Indonesia.
Presiden hanya menyampaikan pidato singkat yang intinya agar massa pulang ke
rumah masing-masing sambil menunggu perintah selanjutnya, guna menghindari
jatuhnya banyak korban.Tentara Jepang kagum akan kepemimpinan Ir. Sukarno .
Apabila beliau tidak memulangkan massa Jakarta
kemungkinan besar terjadi kerusuhan dan banyak korban yang berjatuhan. Arti
Penting Peristiwa Rapat Raksasa di Lapangan Ikada antara lain :
1.
Rakyat Indonesia tidak takut lagi
terhadap ancaman tentara Jepang.
2.
Ir. Sukarno benar-benar pemimpin besar,
terbuki akan kepatuhan rakyat terhadao presidennya.
B. Perebutan
Senjata dari Tangan Jepang di berbagai Kota di Indonesia
Dalam upaya mempersenjatai diri guna
menghadapi kedatangan tentara Sekutu dan tentara Belanda, maka para pejuang melakukan
perebutan senjata tentara Jepang di Indonesia , karena telah kalah perang dalam
PD II. Peristiwa ini terjadi di berbagai kota di Indonesia, antara lain :
1.
Perebutan gudang senjata di Cilandak,
Jakarta Selatan
2.
Keberhasilan para pejuang menduduki
lapangan udara Andir, Bandung
3.
Perebutan senjata Jepang di Medan dan
Palembang
4.
Perebutan markas tentara Jepang di Makasar
5.
Perebutan markas dan panser Jepang di
Yogyakarta
6.
Perebutan markas dan semua senjata
Jepang di Surabaya
C. Pertempuran
5 Hari di Semarang , 14 – 19 Oktober 1945
Tentara Jepang yang ditawan Sekutu melalukan
pemberontakan setelah bergabung dengan pasukan Kidobutai di Jatingaleh,
Semarang. Mereka menyerang para polisi Indonesia. Situasi berubah menjadi panas
setelah terbunuhnya dr. Kariadi ketika sedang meneliti air minum yang diracuni
tentara Jepang. Pertempuran sengit terjadi di daerah Bulu. Pertepuran
berlangsung selama 5 hari yang berlangsung tanggal. 14 s.d. 19 Oktober 1945.
Tidak kurang dari 2000 pejuang Indonesia gugur, dan lebih dari 500 tentara
Jepang gugur. Pertempuran berhenti setelah pasukan Sekutu dibawah pimpinan
Brigjen Betel tiba di Semarang dan mengadakan perundingan dengan walikota
Semarang. Untuk mengenang peristiwa tersebut, maka di tempat tersebut dibangun
Monumen Tugu Muda. Begitu juga nama dr. Kariadi diabadikan sebagai nama Rumah
Sakit Umum di Semarang.
III. Perlawanan
Terhadap Tentara Sekutu (Inggris)
A. Pertempuran 10 November 1945 , di Surabaya
Diawali dengan kedatangan tentara Inggris (Sekutu)
di Surabaya pada tanggal. 25 Oktober 1945 dibawah pimpinan Brigjen Mallaby
untuk membebaskan tentara Belanda yang ditawan tentara Jepang ketika
berlangsungnya PD II. Namun pasukan Inggris dihadang pada pemuda Surabaya,
sehingga mengalami kesulitan. Pada tanggal 28 Oktober pasukan Inggris di
seluruh Surabaya diserang rakyat Surabaya sehingga Brijen Mallaby nyaris tewas.
Berkat bantuan presiden Sukarno kemarahan rakyat Surabaya dapat diredam. Karena
Brigjen Mallaby tidak menghormati bangsa Indonesia, ia nekat masuk ke wilayah
RI untuk membebaskan tawanan. Ia terbunuh di dekat Jembatan Merah. Hal
ini menimbulkan kemarahan pimpinan tentara Inggris Mayjen Manserg. Pada
tanggal 9 November 1945 ia mengeluarkan ultimatum yang isinya, tentara Inggris
akan menyerbu seluruh kota Surabaya apabila pihak RI tidak mau menyerahkan
pembunuh Brigjen Mallaby , paling lambat tanggal 10 November 1945 jam 06.00.
Ultimatum tersebut tidak dihiraukan oleh rakyat Surabaya. Dibawah pimpinan Bung
Tomo seluruh rakyat Surabaya bersatu mempertahankan diri dari serangan tentara
Inggris. Ibu-ibu, manula , dan anak-anak sebelumnya diungsikan ke kota di
sekitarnya Sidoarjo) selama pertempuran.
Pada tanggal 10 November 1945 tentara
Inggris menyerang Surabaya dari berbagai penjuru, baik darat, laut, maupun
udara. Namun para pejuang dan rakyat yang dikenal sebagai arek-arek Surabya
mempertahankan daerahnya agar jangan sampai sejengkal tanahpun jatuh ke tangan
musuh. Pertempuran berlangsung sengit dan tidak berimbang sehingga ribuan
korban berjatuhan. Berkat dorongan semangat dari Bung Tomo pertempuran
berlangsung selama satu bulan, dan tentara Inggris tidak mampu menaklukkan
Surabaya, dan akhirnya tentara Inggris menarik pasukannya dari Surabaya setelah
satu bulan lamanya rakya Surabaya tidak mau menyerah. Untuk mengenang peristiwa
tersebut maka setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Begitu juga di Surabaya didirikan monumen/ Tugu Pahlawan.
Arti penting pertempuran 10 Novemer di Surabaya, antara lain :
1.
Bangsa Indonesia rela berkorban sampai
titik darah penghabisan untuk mempertahankan kemerdekaan yang diproklamirkan
tanggal 17 Agustus 1945
2.
Dengan semangat juang tinggi dan pantang
menyerah untuk mempertahankan setiap jengkal tanah agar jangan jatuh ke tangan
musuh.
B. Pertempuran
Ambarawa (Palagan Ambarawa), 15 Desember 1945
Pertempuran di Ambarawa diawali dengan mendaratnya pasukan Inggris dibawah
pimpinan Brigjen Bethel di Semarang pada tanggal 20 November 1945 dan
mengakhiri pertempuran Lima Hari di Semarang. Pada tanggal 21 Oktober 1945
mereka berusaha membebaskan tawanan yang ada di Ambarawa dan Magelang. Karena
rakyat tahu bahwa kedatangan tentara Inggris diboncengi tentara NICA maka pada
tanggal 23 November 1945 meletus pertempuran melawan tentara Inggris.
Pertempuran berlangsung agak lama. Pasukan TKR dengan gigih mempertahankan
Ambarawa dan berupaya agar tentara Inggris jangan sampai masuk Magelang. Salah seorang perwira yang
didatangkan dari divisi Banyumas, yaitu Letkol Isdiman gugur dalam
pertempuran tersebut. Berkat kesigapan
Kol Sudirman maka pada tanggal 15 Desember 1945 tentara Inggris dan NICA
berhasil dipukul mundur dari Ambarawa hingga sampai ke Semarang. Peristiwa
tersebut dikenang sebagai peristiwa Palagan Ambarawa, dan untuk mengenang
peristiwa tersebut naka dibangunlah monumen Palagan Ambarawa dan setiap
tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infanteri.
C. Bandung
Lautan api , 23 Maret 1946
Pasukan Inggris berupaya agar senjata
tentara Jepang yang jatuh ke tangan para pejuang harus diserahkan kepada
tentara Inggris sebagai pasukan
pemerlihara keamanan. Pada tanggal 23 November 1945 tentara Inggris
mengerluarkan ultimatum pertama, agar kota Bandung selatan dikosongkan untuk
diduduki tentara Inggris . Namun ultimatum tersebut tidak dihiraukan para
pejuang Bandung. Kemudian pada tanggal 23 Maret 1946 dikeluarkan ultimatum
kedua yang isinya agar seluruh kota Bandung dikosongkan. Para pejuang Bandung
dihadapkan pada dua pilihan komando, yaitu komando dari pusat ( presiden ) agar
kota Bandung dikosongkan supaya tidak banyak korban berjatuhan. Sebaliknya
komando dari Panglima TKR agar
kota Bandung dipertahankan sampai titik darah penghabisan. Di bawah pimpinan
Letkol. AH. Nasution maka seluruh kota Bandung Selatan dkosongkan dan penduduk
diusngsikan keluar kota. Namun malam harinya rumah-rumah yang telah ditinggal
penghuninya dibakar, sehingga bagaikan lautan api. Dengan demikian tentara
Inggris datang sia-sia ke kota Bandung, bahkan mendapat perlawanan gerilya dari
para pejuang. Untuk mengenang peristiwa tersebut maka diciptakan lagu Halo-halo
Bandung dan Sapu tangan dari Bandung. Arti penting peristiwa Bandung Lautan
Api antara lain :
1.
Semangat rela berkorban untuk
mempertahankan kemerdekaan yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945,
terbukti semua rakyat kota Bandung rela mengungsi keluar kota dan meninggalkan
harta bendanya, yang kemudian dibakar para pejuang.
2.
Dengan semangat juang tinggi dan pantang
menyerah untuk mempertahankan setiap jengkal tanah agar jangan sampai jatuh ke
tangan musuh.
D. Pertempuran
Medan Area
Diawali
dengan pengambil alihan gedung-gedungpemeriintah oleh para pemuda dari tangan
tentara Jepang pada tanggal 4 Oktober 1945 dibawah pimpinanA. Tahir. Pasukan
Inggris dibawah pimpinan Brigjen Kelly mendarat di Medan pada tanggal 9 Oktober
1945. Begitu juga NICA mendaratkan pasukannya dibawah pimpinan Westerling.
Pertempuran meletus pertama pada tanggal 13 Oktober 1945. Karena pertempuran
terus berlangsung maka pada tanggal 18
Oktober 1945 tentara Inggris mengeluarkan maklumat yang isinya melarang membawa
senjata dan semua senjata harus diserahkan kepada tentara Ingris. Kemudian pa
tanggal 10 Desember 1945 Inggris mengerahkan pasukannya , para pemuda
melawannya dengan gagah berani sehingga banyak korban yang berjatuhan, karena
persenjataan yang tidak imbang. Peristiwa tersebut dikenal dengan Pertempuran
Medan Area.
IV. Perlawanan
Terhadap Tentara Belanda
A. Insiden
Bendera di Hotel Yamato, 19 September 1945
Pada saat yang bersamaa dengan Rapat
Raksasa di lapangan Ikada maka di Surabaya juga terjadi peristiwa yang tidak
kalah penting. Tentara Belanda yang membonceng pada tentara Inggris ( Sekutu )
memanfaatkan kesempatan. Saat tentara Inggris melaksanakan tugasnya , maka
tentara Belanda menyusun kekuatan dan mengadakan aksi teror. Di atas hotel
Yamato tiba-tiba berkibar bendera merah putih biru milik Belanda, sehingga
menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya. Para pemuda, pejuang berbaur menyerbu
Hotel Yamato untuk mengganti bendera tersebut dengan bendara merah putih.
Pertempuran tidak dapat terelakan lagi, banyak korban yang berjatuhan demi
berkibarnya sang merah putih dan harga diri bangsa. Arti penting bagi
pernjuangan bangsa Indonesia, yaitu :
1. Semangat rela
berkorban demi berkibarnya sang merah putih
2. Rakyat
Indonesia tidak mau lagi dijajah oleh bangsa asing
B.
Agresi Militer Belanda (1947 & 1948)
Agresi
Militer Belanda merupakan strategi Belanda untuk menggagalkan kemerdekaan
Indonesia yang telah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Agresi
tersebut dilaksanakan ketika sedang terjadi gencatan senjata, pada saat para
pejuang sedang dalam kondisi tidak siap berperang. Agresi Militer I
dilaksanakan paa tanggal 21 Juli 1945 setelah penandatanganan hasil perundingan
Linggarjati. Agrasi Militer Belanda ke-2
pada tanggal 19 Desember 1948, Agresi tersebut dilancarkan setelah
ditandatangani hasil perundingan Reville, atau pada saast itu bangsa Indonesia.
Pada agresi Militer Belanda ke-2 tentara Belanda berhasil menduduki kota
Yogyakarta, (ibukota RI saat itu). Tentara Belanda hanya menduduki daerah
perkotaan saja, adapun daerah lain masih tetap dikuasai para pejuang. Agresi Militer lambat laun mengalami desakan
dari para pejuang. Dengan taktik perang gerilya yang dipimpin oleh Jendral
Sudirman berhasil memukul mundur pasukan tantara Belanda.
C. Serangan
Umum 1 Maret 1949
Serangan yang
dilaksanakan pada dini hari membuat tentara Belanda tidak siap, TNI berhasil
meduduki kota Yogyakarta selama 6 jam
dan berhasil mengumumkan kepada dunia luar bahwa TNI masih utuh dan tangguh,
terbukti mampu menduduki kembali Yogyakarta yang telah diduduki musuh. Serangan
Umum ini dipimpin oleh Letkol Suharto , komandan Brigade 10 Werkreise III. Ia
mendapat bantuan dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX, raja Kesultanan
Yogyakarta. Walaupun hanya 6 jam menduduki kota Yogyakarta , namun memiliki arti penting bagi perjuangan bangsa Indonesia,
yaitu :
1. Mendukung
perjuangan diplomasi
2. Meningkatkan
semangat juang TNI untuk terus melakukan perang gerilya
3. Menunjukkan
kepada dunia luar bahwa TNI masih tangguh
4. Mematahkan morah tentara Belanda
V. Perjuangan Diplomasi
A. Perundingan
yang diprakarsai Van Mook untuk memecah belah bangsa Indonesia
1. Konferensi
Malino, 15-25 Juli 1946
Atas
prakarsa dr. HJ. Van Mook, Gubernur Jendral Belanda di Malino ( Sulawesi Selatan
) bertujuan untuk memperlemah kedudukan kemerdekaan RI. Permasalahan yang
dibahas adalah Rencana Pembentukan negara-negara bagian di wilayah Indonesia
yang akan menjadi negara bagian dalam negara federal. Ada 15 darah yang
diundang untuk mengikuti konferensi tersebut.
2. Konferensi
Pangkal Pinang, 1 Oktober 1946
Membicarakan golongan minoritas yang ada di Indonesia
3. Konferensi Denpasar, 18 – 24 Desember 1946,
Membicarakan pembentuk negara Indonesia Timur , sebagai
presidennya adalah Sukawati.
B. Perundingan Linggarajati , 25 Maret 1947
Pelaksanaan perundingan di sebuah tempat
sebelah selatan Cirebon, Lereng
gunung Cerme (Linggarjati) pada
tanggal 10 – 15 Juli 1946, namun hasilnya baru ditanda tangani oleh kedua belah
pihak di istana Rijwic (sekarang =
istana merdeka). Delegasi masing-masing
dalam perundingan tersebut adalah :
1. Indonesia : PM Sutan Syahrir
2. Belanda : Van Mook
3. Inggris :
Lord Kilern
Keputusan yang dihasilkan dalam Perundingan Linggarjati antara lain :
1. Kedua belah
pihak melaksanakan gencatan senjata.
2. Belanda
mengakui secara de fakto atas pulau Jawa
, Sumatera, dan Madura
3. RIS dengan akan
bekerja sama membentuk dengan nama Republik
Indonesia Serikat ( RIS )
4. RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan
ratu Belanda sebagai ketuanya.
Pada saat
gencatan senjata Belanda justru memperkuat pasukannya kemudian melancarkan
serangan yang dikenal dengan Agresi Militer Belanda I, pada tanggal 21 Juli
1947. Dengan melancarkan Agresinya maka Belanda dapat menguasai kota-kota dan tempat strategis
lainnya. Untuk menghadapi serangan Belanda maka TNI menerapkan sistem
pertahanan Linier, yaitu sistem pertahaan dengan cara menyertakan seluruh
rakyat dan mengadakan serangan tiba-tiba saat tentara Belanda sedang lengah.
Sistem ini juga dikenal dengan taktik perang gerilnya. Perang gerliya
membuat pasukan Belanda kewalahan, karena lambat laun daerah yang diduduki
tentara Belanda berhasil direbut kembali
oleh TNI. Agresi Militer mendapat kecaman dari bangsa –bangsa di Asia dan Australia. Bahkan India mengirin bantuan
dan obat-obatan kepada Indonesia.
C. Perundingan Renville , 17 Januari 1948
Sebenarnya
Belanda mau ke meja perundingan bukan karena cinta damai , melainkan ada alasan
tertentu, yaitu :
1. Belanda banyak
mendapat kecaman dari dunia
internasional
2. Agar wilayah yang telah diduduki tidak jatuh
TNI
3. Keingingan
berkuasa kembali di Indonesia seperti
sebelum merdeka , secara bertahap.
Untuk
menyelesaikan sengketa Indonesia – Belanda
secara damai maka Dewan Keamanan PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN)
yang beranggotakan Amerika Serikat, Australia, dan Belgia. Tokoh yang mewakilinya
adalah Richard Kirby (Australia), Van Graham (Amerika Serikat), dan Paul Van
Zealand (Belgia). Amerika Serikat mendatangkan kapalnya (Renville) di teluk
Jakarta sebagai tempat berunding pada tanggal 8 Desember 1947, kemudian
hasilnya ditanda tangani pada tanggal 17 Januari 1948. Delegasi yang hadir
dalam perundingan tersebut adalah :
Indonesia : PM Amir Syarifudin
Belanda :
Abdul Kadir Wijayaatmaja
Penengah : KTN (Van Graham, Paul
Van Zealand, dan Richard Kirby).
Keputusan
yang disepakati dalam perundingan tersebut, antara lain :
1. Penghentian tembak menembak di sepanjang garis
Van Mook
2. Belanda mengakui wilayah RI di luar garis Van
Mook (tinggal Jawa Tengah, sebagian Jawa Barat dan sebagian Jawa Timur)
3. TNI yang berada di belakang garis Van Mook
harus ditarik mundur ke wilayah RI
4. Akan
segera dibentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS)
Hasil perundingan Renville sangat
merugikan bangsa Indonesia, karena wilayah RI yang semula meliputi Jawa, Sumatera, dan Madura sekarang
tinggal Jawa Tengah dan sebagian Jawa Barat dan Jawa Timur. Seluruh bangsa
Indonesia tidak puas dengan PM Amir Syarifudin yang mau menanda tangani hasil
perjanjian tersebut. Kabinet Amir jatuh dan digantikan Sutan Syahrir. Namun kemudian Amir Syarifudin
menyusun kekuatan dan mengadakan pemberontakan PKI di Madiun pada tanggal 18
September 1948. Tindakan yang sangat tidak terpuji, saat bangsa Indonesia
sedang menghadapi Agresi Militer Belanda II, dan Yogyakarta diduduki oleh
tentara Belanda justru Amir syarifudin bersama Muso mengadakan pemberontakan
dengan melakukan aksi pembunuhan di Madiun. Berkat kesigapan TNI yang berasal
dari Divisi Siliwangi dibawah pimpinan
Kol Gatot Subroto pemberontakan PKI berhasil ditumpas.
Pada saat gencatan senjata Belanda kembali menyusun
kekuatan sepenuhnya untuk menduduki ibukota RI di Yogyakarta. Kemudian
melancarkan serangan kembali serentak pada tanggal 19 Desember 1948 yang
dikenal dengan Agresi Militer Belanda II. Pada tahap ini tentara
benar-benar mampu menguasai Yogyakarta dan menangka presiden Sukarno dan Wakil presiden Moh. Hatta. Ir.
Sukarno dan Drs. Moh. Hatta dibuang ke Prapat kemudian dipindahkan ke Bangka.
Belanda beranggapan bahwa dengan ditangkapnya kedua orang tokoh tersebut RI
telah tamat. Namun anggapan itu keliru, karena sebelum ditangkap presiden
Sukarno telah menyerahkan mandatnya kepada Safrudin Prawiranegara untuk
membentuk pemerintahan darutat RI ( PDRI
) di Bukittinggi, Sumatera Barat, dan apabila Belanda hendak menangkapnya maka
segera menyerahkan mandatnya kepada Mr. Asaat untuk membentuk pemerintahan
darurat di pengasingan di New Delhi ( India ). Demi keselamatan bangsa dan negara
Jendral Sudirman bersama prajuritnya melanjutkkan perang gerilnya walaupun ibu
kota telah jatuh ke tangan musuh. Dalam keadaan sakit parah beliau harus keluar masuk hutan memimpin perang
gerilya. Sebuah perjuangan yang sanagat berat, Jend. Sudirman dan Ir. Sukarno
yang menjadi simbol kekuatan bangsa terpisah sehingga tidak bisa kontak.
India dan Birma (Myanmar) sangat simpati terhadap
perjuangan bangsa Indonesia, kemudian mengadakan konferensi Inter Asia pada
tanggal 20 Januari 1949, guna membantu perjuangan bangsa Indonesia. Keputusan
yang dihasilkan antara lain :
1. Pengembalian pemerintah RI ke Yogyakarta
2. Penarikan seluruh tentara Belanda dari seluruh
wilayah Indonesia
3. Penyerahan
kedaulatan kepada pemerintah Indonesia Serikat paling lambat tanggal 1 Januari
1950.
D. Perundingan
Rum Rojen , 7 Mei 1949
PBB kembali membentuk Badan untuk
membantu menyelesaikan sengketa Indonesia – Belanda melalui meja perundingan.
Badan tersebut adalah UNCI ( United Nation Commition for Indonesia ). Badan ini
berhasil membawa Indonesia – Belanda ke perundingan yang dikenal dengan Perundingan
Rum –Rojen. Delegasi Indonesia dalam perundingan tersebut adalah Moh Rum
dan delegasi Belanda Van Rojen. Isi pokok perundingan tersebut adalah :
1. Penghentian tembak menembak kedua belah pihak
2. Kembalinya pemerintahan RI ke Yogyakarta
3. Semua tentara Belanda harus ditarik mundur
dari wilayah RI
4. Segera
diselenggarakan Konferensi Meja Bundar (
KMB )
E. Konferensi
Meja Bundar (KMB), 23 Agustus 1949
KMB merupakan tindak lanju dari perundingan Rum Rojen,
diselenggarakan di kota Deh Haag, Belanda. Delegasi Indonesia dipimpin oleh PM
Drs. Moh. Hatta sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh Van Marseven.
Keputusan yang dihasilkan antara lain :
1. Serah terima kedaulatan dilaksanakan paling
lambat akhir Desember 1949
2. Indonesia berbentuk RIS ( Republik Indonesia
Serikat ) dan RI berada di dalamnya
3. Undang
Undang yang berlaku adalah UUD RIS yang bekerja sama dengan Belanda dalam
bentuk Uni Indonesia Belanda dan Ratu Yuliana sebagai Ketuanya.
4. Wilayah
RIS adalah semua bekas jajahan Belanda
5. Masalah Irian Barat ditentukan satu tahun
kemudian
6. Hutang-hutang
Belanda yang berkaitan dengan Indonesia dipikul oleh RIS
F. Pengakuan Kedaulatan RI, 27 Desember 1949
Pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda
merupakan wujud kemenangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan
kemerdekaan. Pengakuan kedaulatan dilaksanakan di dua tempat, yaitu :
1. Di
Amsterdam (Belanda) : oleh Ratu
Yuliana kepada Drs. Moh. Hatta
2. Di Jakarta (Indonesia) :
oleh HJ Lovink kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Ditetapkan sebagai presiden RIS adalah Ir. Sukarno dan
wakil presiden RIS adalah Drs. Moh. Hatta, sedangkan presiden RI adalah Mr. Asaat.
Dengan
ditandatangani Pengakuan Kedaulatan oleh kedua belah pihak maka semua pasukan
Belanda dikembalikan ke negerinya, kecuali di Irian Barat. Dengan demikian
bangsa Indonesia benar-benar merdeka dan kedaulatannya diakui oleh dunia
internasional. Kerberhasilan ini berkat perjuangan konfrontasi dan perjuangan
diplomasi yang saling memberikan dukungan.