Wapres Jusuf Kalla (kiri) menyematkan tanda kehormatan
Satyalancana Pendidikan kepada Kepala Sekolah SMP Satu Atap, Merauke,
Papua, Sergius Womsiwor (kedua kiri) pada acara puncak peringatan Hari
Guru Nasional Tahun 2014 dan HUT Ke-69 Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (27/11).
(Antara/Widodo S.Jusuf)
(Antara/Widodo S.Jusuf)
Jakarta - Ketua Umum
Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI ) Sulistiyo
mengatakan, guru menagih janji Anies Baswedan ketika baru pertama kali
menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Saat
itu, Anies berjanji akan memuliakan guru dengan berbagai pilihan. Sampai
saat ini, tidak terlihat bukti dari janji Anies.
Sulistiyo menyebutkan, untuk saat ini, keadaan guru benar-benar
memprihatinkan, apalagi ada kenaikan harga bahan pokok yang juga akan
mengganggu dunia pendidikan. Terutama, bagi siswa dari keluarga miskin
dan guru, khususnya guru bukan pegawai negeri sipil (PNS).
"Siswa dari keluarga miskin sudah mulai mengalami kesulitan
memperoleh biaya transportasi dan biaya hidup keluarganya, " kata
Sulistiyo di kantor PGRI , Jakarta, Rabu,(17/6).
Dia menambahkan, ada beberapa siswa yang sudah mulai bekerja membantu
orang tua. Hal ini, berdampak serius pada sebagian siswa untuk
menikmati pendidikan, karena rata-rata para guru honorer dan guru tidak
tetap di sekolah swasta kecil, banyak yang menerima penghasilan sekitar
Rp 250.000,00 per bulan.
Lebih memprihatinkan lagi, Sulistiyo mengungkapkan kebijakan
penurunan dana bantuan operasional sekolah (BOS), karena Kemdikbud
mengurangi sebesar lima persen dari tahun sebelumnya. Sekarang hanya 15
persen saja, dari 20 persen tahun lalu.
Sulistiyo berharap, Kemdikbud perlu memperoleh pemahaman yang baik,
tentang kondisi pendidikan saat ini. Efek dari masalah ini, akan
mengorbankan anak-anak karena guru tidak akan maksimal menjalankan
peranannya dalam keadaan seperti ini.
PGRI khawatir mutu pendidikan yang tidak beranjak naik, akan semakin
terperosok, terseok, dan terjerembab. Pemerintah harus mengurus
kepentingan guru karena inilah yang pertama dalam pendidikan.
Menurutnya, keluhan guru saat ini, berpusat pada perlakuan pemerintah
yang tidak jelas dan tidak memikirkan masa depan para guru. Para guru
merasa dirugikan secara material. Saat ini, guru sedang memikirkan
langkah apa yang akan ditempuh karena pemerintah telah lalai
memaksimalkan kesejahteraan guru.
( Sumber : http://www.beritasatu.com/ )