A. KEGIATAN PEREKONOMIAN
Semua manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan secara kuantitas cukup dan kualitas memadai. Bilamana kondisi ini tercapai, maka dikatakan manusia tersebut mencapai kemakmuran. Agar kemakmuran hidup tercapai, maka manusia harus melakukan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan manusia yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kegiatan ekonomi meliputi :
1. Kegiatan produksi adalah setiap usaha yang menghasilkan atau menambah guna suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya, membuat tas, membuat pisang epek Makasar, menawarkan jasa potong rambut di bawah pohon, dan sebagainya.
2. Kegiatan distribusi adalah kegiatan manusia dalam upaya untuk menyebarkan barang dan jasa hasil produksi dari produsen kepada konsumen dengan berbagai teknik dan cara. Pihak yang melakukan distribusi adalah distributor (penyalur). Contoh kegiatan distribusi adalah agen koran, agen tenaga kerja, agen makanan ringan atau snack cemilan, dan lain sebagainya.
3. Kegiatan konsumsi adalah kegiatan menghabiskan atau mengurangi guna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Contoh kegiatan konsumsi adalah seperti makan , potong rambut, berobat ke dokter, beli pisang goreng dan sebagainya.
B. PRODUKSI
Produksi merupakan kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan agar mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi serta kualitasnya memadai.
Kebutuhan manusia mempunyai sifat selalu berkembang dan berubah, sehingga tidak ada batasan yang tetap. Oleh karena itu manusia selalu berusaha untuk melakukan kegiatan produksi berbagai macam barang dan jasa. Gambar 4.3 menjelaskan tentang sedikit contoh kegiatan produksi, yang dalam hal ini adalah produksi tas dan tomat.
Penciptaan dan pengolahan benda sehingga menjadi lebih berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia memerlukan usaha atau produksi, dengan mencurahkan bahan dasar, tenaga, pikiran, waktu, peralatan, uang dan keahlian yang kesemuanya disebut faktor-faktor produksi atau sumber daya produksi.
Tanaman Tomat
Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses produksi yang disebut faktor produksi. Faktor-faktor produksi adalah sumber-sumber daya yang dipergunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian dibedakan dalam empat golongan, antara lain sebagai berikut:
1. Tanah dan sumber daya alam
Tanah dan sumber daya alam merupakan faktor produksi yang disediakan oleh alam yang ada di lingkungan sekitar manusia bertempat tinggal.
Contoh antara lain: tanah, berbagai jenis barang tambang, hasil hutan, tumbuhan, udara, dan sebagainya.
2. Tenaga kerja (sumber daya manusia)
Tenaga kerja adalah sumber daya manusia yang dilihat atau memiliki keahlian, kemampuan, kesehatan, dan pendidikan. Tenaga kerja dikelompokkan sebagai berikut.
a. Tenaga kerja kasar, yaitu sumber daya manusia atau tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau berpendidikan rendah dan tidak mempunyai keahlian dalam sesuatu bidang pekerjaan. Tenaga kerja jenis ini hanya mengandalkan kekuatan fisiknya saja dalam melaksanakan pekerjaan. Contoh: kuli angkut, buruh tani, kuli bangunan dan sebagainya
b. Tenaga kerja terampil, yaitu sumber daya manusia atau tenaga kerja yang mempunyai keahlian tertentu yang diperoleh dari pendidikan atau pengalaman kerja.
Contoh antara lain: Montir mobil, tukang cat, salesmen, juru tulis, tenaga reparasi TV dan sebagainya.
c. Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang mempunyai pendidikan yang tinggi dan ahli dalam bidang-bidang tertentu. Contoh antara lain: Dokter, akuntan, pengacara, guru dan sebagainya.
3. Modal
Modal adalah meliputi benda yang diciptakan oleh manusia dan digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mereka kehendaki dan butuhkan.
Contoh: mesin-mesin, peralatan pabrik, alat-alat pengangkutan dan uang.
4. Keahlian keusahawanan
Keahlian keusahawanan adalah keahlian dan kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya manusia atau biasa disebut dengan pengusaha-pengusaha untuk mendirikan dan mengembangkan berbagai kegiatan usaha/ekonomi, baik di bidang produksi maupun distribusi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor-faktor produksi yang tersedia itu jumlahnya relatif terbatas. Jadi di satu pihak, individu mempunyai sifat keinginan yang relatif tidak terbatas untuk menikmati berbagai jenis barang atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhannya. Sebaliknya, dilain pihak, faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa tersebut relatif terbatas.
Karena individu secara keseluruhan tidak bisa mendapatkan semua yang mereka inginkan, maka individu tersebut harus membuat pilihan (choice), yang dapat ditinjau dari dua segi, yaitu: (1) penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki, dan (2) mengkonsumsi produk (barang dan jasa) yang dibeli.
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa problematika ekonomi muncul disebabkan oleh scarcity yaitu (kelangkaan atau kekurangan) sebagai akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan faktor-faktor produksi (sumber daya) yang tersedia. Oleh karena itu yang perlu dilakukan adalah bagaimana menggunakan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan sebaik-baiknya.
Di dalam proses produksi, faktor produksi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produk yang dihasilkan. Produk sebagai output (keluaran) dari proses produksi sangat tergantung dari faktor produksi sebagai input (masukan) dalam proses produksi tersebut.
1. Fungsi Produksi
Suatu produk tergantung dari proses produksi yang dilaksanakan. Sedangkan proses produksi tergantung pula dari faktor produksi yang masuk ke dalamnya. Hal ini berarti nilai produk yang dihasilkan tersebut tergantung dari nilai faktor produksi yang dikorbankan dalam proses produksinya. Keterkaitan antara nilai produk (output) dengan nilai faktor produksi (input) dalam proses produksi itu disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara faktor-
D. PELAKU KEGIATAN EKONOMI
Untuk mencapai kemakmuran, kita harus melakukan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi dikelompokkan menjadi :
1. Kegiatan produksi adalah setiap usaha menghasilkan atau menambah guna suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan.
2. Kegiatan distribusi adalah kegiatan penyaluran barang dan jasa hasil produksi dari produsen kepada konsumen. Kegiatan utama distribusi ini adalah perdagangan.
3. Kegiatan konsumsi adalah kegiatan menghabiskan atau mengurangi guna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Pelaku yang menjalankan kegiatan ekonomi ini ada empat kelompok, yaitu: rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan luar negeri.
1. Rumah Tangga
Rumah tangga adalah pemilik dari berbagai faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian. Sektor ini menyediakan faktor produksi seperti kekayaan alam, tenaga kerja, alat modal, harta tetap seperti tanah, gedung dan lain sebagainya. Sektor rumah tangga ini menawarkan faktor-faktor produksi kepada sektor perusahaan. Sebagai balas jasa atas penggunaan berbagai jenis faktor produksi, maka sektor perusahaan akan memberikan berbagai jenis “pendapatan” kepada sektor rumah tangga. Tenaga kerja menerima gaji atau upah, pemilik tanah dan harta tetap lain menerima sewa, pemilik modal menerima bunga, dan pemilik keahlian keusahawanan menerima keuntungan.
Berbagai jenis pendapatan yang diterima oleh sektor rumah tangga akan digunakan kembali untuk membeli barang atau jasa yang diperlukan. Selain itu juga sebagian pendapatan akan ditabung atau disimpan.
2. Perusahaan
Perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang dengan menyatukan sumber daya produksi untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan.
Perusahaan tidak hanya memproduksi, menghasilkan barang dan jasa tetapi juga bisa bergerak dalam bidang distribusi dan perdagangan.
3. Pemerintah
Pemerintah memberikan kewenangan kepada badan-badan pemerintah yang diberi tugas untuk mengatur kegiatan ekonomi. Badan pemerintah ini bertugas mengawasi kegiatan rumah tangga dan perusahaan, dengan tujuan agar mereka melakukan kegiatan mereka dengan cara yang wajar dan tidak merugikan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu pemerintah juga melakukan sendiri beberapa kegiatan ekonomi. Contoh kegiatan mengembangkan prasarana ekonomi seperti jalan, jembatan, dan lain sebagainya. Untuk membiayai pengeluarannya pemerintah mengenakan berbagai jenis pajak kepada rumah tangga dan perusahaan.
4. Luar Negeri
Luar negeri dalam kegiatan ekonomi dapat berperan sebagai penanam modal, pemasok tenaga kerja (ahli), pemakai barang (ekspor bagi kita) dan pemasok hasil produksi yang kita butuhkan (impor bagi kita).
Tugas :
1. Sebutkan sistem ekonomi negara yang berlaku di dunia sekarang !
2. Sebutkan 3 negara yang menganut sistem ekonomi liberal (pasar bebas) !
3. Sebutkan 3 negara yang menganut sistem ekonomi sosialis komando !
4. Mengapa kualitas hasil produksi di negara yang menganut ekonomi liberal cenderung lebih baik dibanding produksi barang yang dihasilkan di negara yang menganut sistem sosialis (komando) ?
5. Kegiatan ekonomi manakah yang dapat menyebabkan kesejahteraan masyarakat?
E. PRINSIP EKONOMI
Adalah Suatu cara bertindak dengan berusaha mencapai hasil yang optimal dibandingkan dengan pengorbanan. Setiap orang, organisasi dan perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan barang dengan cara mengeluarkan modal serta usaha yang sekecil mungkin.
Karena terbatasnya jumlah alat pemuas kebutuhan pada kebutuhan manusia yang tanpa batas maka diperlukan adanya pilihan ekonomi atau tindakan ekonomi yaitu memilih kebutuhan mana yang harus dipenuhi terlebih dahulu dan kebutuhan mana yang harus ditunda. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan prinsip ekonomi, antara lain :
1 kebutuhan terpenuhi dengan sebaik mungkin
2 pengorbanan yang sedikit mungkin.
Prinsip ekonomi menurut subyek yang melakukan dikelompokkan menjadi :
a. Prinsip Ekonomi bagi Produsen,
Adalah menentukan bahan baku, alat produksi serta biaya produksi yang ditekan serendah mungkin untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik. Dengan barang berkualitas baik maka memiliki nilai harga yang tinggi, karena barang berkualitas baik lebih disukai masyarakat.
b. Prinsip Ekonomi bagi Penjual/Pedagang/ Peritel,
Adalah melakukan berbagai usaha untuk memenuhi selera pembeli dengan berbagai macam iklan, promosi, re-ward/ hadiah, dan lain-lain untuk menarik pembeli agar menggunakan barang-barang yang ditawarkannya. Dengan banyaknya pembeli maka penjual akan mendapatkan keuntungan.
c. rinsip Ekonomi bagi Pembeli/Konsumen
Adalah upaya untuk mendapatkan produk barang, jasa yang murah dan berkualitas. Namun yang sering dijumpai di pasar bahwa barang murah kualitasnya rendah, sedangkan barang yang kualitasnya tinggi harganya mahal. Ada beberapa prinsip ekonomi lain yang sifatnya umum, antara lain :
a. Prinsip Efisiensi atau Ekonomis
Adalah bagaimana mendapatkan suatu barang atau jasa dengan mengeluarkan biaya serendah-rendahnya dan mendapatkan barang sebaik mungkin. Prinsip ini kadang diidentikkan dengan pernyataan “bagaimana mendapatkan barang atau jasa sebanyak-banyaknya dengan mengeluarkan biaya sekecil-kecilnya. Contohnya: ibu-ibu yang pergi ke pasar sering hanya membeli lombok 1 kg dilakukan dengan cara mengitari pasar, mencari lombok yang paling baik dengan harga termurah. Pernyataan ini sering diidentikkan dengan istilah ekonomis, padahal tidak benar karena tidak rasional dan tidak realistis.
b. Kekuatan ekonomi terletak pada kerja
Kerja berkaitan dengan sumber daya manusia, oleh karena itu dikatakan bahwa kekuatan ekonomi sangat ditentukan oleh kinerja manusia, akal pikiran, dan ide kreatif yang dilakukan manusia dalam kegiatan ekonomi.
c. Kebutuhan manusia sangat banyak dan beragam, sedangkan sumber daya sangat terbatas, Oleh karena itu manusia harus melakukan pilihan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap hari, mulai bangun tidur hingga tidur kembali, manusia melakukan pilihan atas apa yang dilakukannya.
d. Jika melakukan pilihan diantara sejumlah kemungkinan alternatif, maka manusia harus bertindak rasional, yaitu dengan memilih alternatif yang biayanya minimal tetapi mendapatkan keuntungan atau kepuasan maksimal atas biaya dikeluarkan.
Tugas :
1. Kemukakan alasan-alasan anda memilih sekolah di SMK, meskipun biayanya mahal !
2. Mengapa kita kadang mengunjungi toko dan membeli barang yang dijual di toko tersebut hanya dikarenakan yang menjual gadis cantik ?
3. Jelaskan beberapa tujuan produsen mengeluarkan iklan di media masa meskipun biayanya mahal !
4. Sebutkan alasan-alasan orang memilih berbelanja di pasar !
5. Sebutkan langkah-langkah yang dilakukan oleh produsen untuk mendapatkan keuntungan besar sesuai dengan prinsip ekonomi !
F. MOTIF EKONOMI
Kegiatan ekonomi dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia yang selalu berkembang dan berubah, baik dalam jumlah, ragam maupun kualitasnya. Namun demikian ada alasan lain yang mendorong orang melakukan kegiatan ekonomi.
Hal-hal atau alasan yang mendorong seseorang melakukan kegiatan ekonomi disebut motif ekonomi. Motif ekonomi tidaklah tunggal, tetapi beragam. Sejumlah pekerja perempuan yang sedang memproduksi tempat ikan dari rotan yang dikelola seorang pengusaha dari korea. Pekerjaan tersebut didasarkan pada motif untuk mencukupi kebutuhan, dalam hal ini pengusaha dari Korea, juga untuk mendapatkan keuntungan. Disisi lain, bagi para pekerja perempuan tersebut mereka memproduksi keranjang rotan adalah untuk memperoleh pendapatan, yang akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Motif ekonomi yang mendorong manusia melakukan kegiatan ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Motif mencukupi kebutuhan
Motif ini merupakan hal yang wajar bagi setiap orang. Bila kebutuhan minimum telah terpenuhi selalu ada usaha untuk meningkatkan kemakmuran.
2. Motif mendapatkan keuntungan
Motif ini juga merupakan hal yang wajar bagi seorang pengusaha, mendapat keuntungan untuk memperbesar usahanya.
3. Motif mendapatkan penghargaan
Motif ini muncul setelah mencapai kemakmuran dan ingin memperoleh pujian/ penghargaan dari pihak lain.
4. Motif mendapatkan kekuasaan
Motif ini muncul karena ingin mendapatkan kekuasaan ekonomi atau monopoli.
5. Motif berbuat sosial
Motif ini muncul karena ingin berbuat sosial atau ingin membantu sesama.
Tugas :
1. Motif ekonomi apakah yang menjadi pijakan kalian ketika memutuskan untuk sekolah di SMK?
2. Adakah kegiatan ekonomi yang dilakukan tanpa ada dasar motif dan prinsip ekonomi? Mengapa?
3 Motif ekonomi apa saja yang dapat dijumpai pada perusahaan yang mengelola rambut di Purbalingga ?
G. PERMINTAAN (DEMAND)
Teori permintaan menjelaskan tentang sifat dari permintaan pembeli atas suatu barang. Permintaan boleh didefinisikan sebagai keinginan dan kesanggupan seseorang pengguna untuk mendapat sesuatu barang pada suatu tingkat harga dalam suatu jangka masa tertentu.
Hukum permintaan menjelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang dengan harganya. Bunyi hukum permintaan yaitu: “Makin rendah harga suatu barang, maka makin banyak permintaan atas barang tersebut; sebaliknya makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit permintaan atas barang tersebut”. Artinya bilamana harga suatu barang atau jasa rendah maka permintaan terhadap barang tersebut menjadi meningkat, demikian sebaliknya. Contoh kasus; Super market atau Mall sering mempublikasikan harga discount atas barang yang dijualnya secara besar-besaran. Tujuannya adalah untuk meningkatkan permintaan atas barang tersebut. Ini adalah contoh penerapan hukum permintaan.
Hukum permintaan tersebut jika digambarkan dalam kurva permintaan maka pada umumnya menurun dari kiri atas ke kanan bawah, bentuk kurva yang demikian disebabkan sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta yang berhubungan terbalik. Jika harga naik maka jumlah yang diminta turun. Hal tersebut diilustrasikan dalam bentuk kurva permintaan sebagaimana dalam gambar 4.5.
P = harga
Q = permintaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan antara lain:
1. harga barang itu sendiri (kualitas, kuantitas yang didapat)
2. harga barang-barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut,
3. pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat,
4. corak distribusi pendapatan dalam masyarakat,
5. citarasa masyarakat,
6. jumlah penduduk, semakin besar jumlah penduduk makin besar permintaan terhadap barang
Adalah sangat sulit untuk secara sekaligus menganalisis pengaruh berbagai faktor tersebut terhadap permintaan suatu barang. Karena, pada teori permintaan, ahli ekonomi berpendapat bahwa permintaan suatu barang terutama dipengaruhi oleh harga dari barang itu sendiri. Dengan dasar pemikiran faktor-faktor lain (harga barang lain, pendapatan, citarasa masyarakat, dan lainnya tidak mengalami perubahan atau istilah lainnya bersifat ceteris paribus.
Tugas :
1. Mengapa setiap pemerintah mengumumkan akan ada kenaikan harga BBM esok hari, malam harinya terjadi antrian yang sangat panjang orang-orang yang ingin membeli BBM sebanyak-banyaknya ?
2. Sebutkan 3 contoh barang yang permintaannya akan meningkat sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk !
3. Pada masa sekarang permintaan terhadap laptop dan HP terus meningkat, meskipun harga laptop dan HP cukup tinggi ?
H. PENAWARAN (SUPPLY)
Teori penawaran menjelaskan tentang sifat para penjual di dalam menawarkan suatu barang yang akan dijualnya. Penawaran adalah kesanggupan penjual untuk mengeluarkan sesuatu barang pada tingkat harga dalam jangka masa tertentu.
Hukum penawaran menjelaskan sifat hubungan antara jumlah suatu barang yang ditawarkan para penjual dengan harganya. Bunyi hukum penawaran yaitu: “makin rendah harga suatu barang, maka makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual; sebaliknya makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual”.
Makna dari hukum penawaran tersebut adalah bilamana harga suatu barang atau jasa rendah maka jumlah barang atau jasa yang disediakan penjual jumlahnya sedikit, namun bilamana harga barang atau jasa itu tinggi maka jumlah barang yang disediakan penjualnya jumlahnya banyak. Contoh kasus: Air minum mineral, dulu hanya disediakan oleh perusahaan dengan merk Aqua, namun saat ini perusahaan air minum mineral jumlahnya sangat banyak dan beragam.
Hukum penawaran jika digambarkan dalam bentuk kurva penawaran maka pada umumnya naik dari kiri bawah ke kanan atas, bentuk kurva yang demikian disebabkan sifat hubungan antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual berhubungan searah. Jika yang satunya naik (misalnya harga) maka yang lainnya naik (misalnya jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual). Hal tersebut sebagaimana diilustrasikan dalam bentuk kurva seperti dalam gambar 4.6.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran antara lain:
1. harga Barang itu sendiri;
2. harga barang lainnya,
3. ongkos produksi, yaitu biaya untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan mentah;
4. tujuan dari perusahaan tersebut;
5. tingkat teknologi yang digunakan;
6. Kebutuhan masyarakat terhadap barang.
Dalam menganalisis mengenai penawaran sama seperti pada permintaan, yaitu dimisalkan faktor-faktor lain tidak berubah, atau cateris paribus. Sehingga pada teori penawaran ini, penawaran suatu barang terutama dipengaruhi oleh harga dari barang itu sendiri.
Tugas :
1. Mengapa pada saat sekarang ini banyak sekali perusahaan-perusahaan yang menyediakan layanan telepon (GSM maupun CDMA) di Indonesia, sehingga sering terjadi perang tarif diantara masing-masing perusahaan penyedia jasa ?
2. Dulu yang menjual motor dan alat elektronik hanya dijual di kota-kota besar, tetapi sekarang dijual di mana-mana, jelaskan hubungan antara penjualan barang tersebut dengan hukum permintaan !
I. KESEIMBANGAN HARGA
Bilamana permintaan pembeli dan penawaran penjual digabung-kan dapat ditunjukkan bagaimana interaksi antara pembeli dan penjual yang akan menentukan keseimbangan harga. Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Secara sederhana seperti kasus tawar menawar antara pedagang dan pembeli di pasar hingga dicapai harga yang disepakati masing-masing pihak.
Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga. Hal tersebut sebagaimana diilustrasikan dalam bentuk kurva seperti dalam gambar 4.5.
alam bidang ekonomi dan bisnis, dikenal adanya persamaan sistem. Persamaan Sistem adalah model matematis yang berisi kombinasi persamaan. Dalam bidang ekonomi dan bisnis, persamaan sistem banyak diterapkan pada analisis keseimbangan yang mencakup: analisis permintaan dan penawaran, analisis titik impas (Break even), dan sebagainya.
J. BENTUK-BENTUK STRUKTUR PASAR
Pasar adalah tempat yang sifatnya tetap, permanen, bertemunya produsen dan konsumen atau pedagang dan pembeli, tempat terjadinya tukar menukar antara barang dan jasa yang diproduksi produsen dengan konsumen yang membutuhkan barang atau jasa tersebut.Pasar sebetulnya tidak selalu bermakna tempat (gambar 4.9), pasar hendaknya pula dimaknai sebagai suatu proses transaksi antara produsen dan konsumen secara langsung atau difasilitasi oleh distributor (pedagang). Transaksi antara siswa-siswa SMK yang sedang membuat kue-kue lebaran dengan masyarakat sekitar juga bisa dimaknai dengan pasar, demikian halnya dengan kegiatan sejenis lainnya.
Pada masa sekarang, banyak ditemukan transaksi produsen-konsumen, pedagang dan pembeli tidak dilakukan di suatu tempat yang khsusus, seperti pasar, kadang di tempat tidurpun bisa dilakukan. Hal ini dikarenakan adanya kemajuan teknologi komunikasi dan komputer semua itu bisa dilakukan. Jadi pedagang dan pembeli tidak perlu ketemu secara langsung atau bertatapan muka untuk bertransaksi, pasar bisa terbentuk.
Beberapa bentuk pasar yang biasa dipergunakan dalam kajian ekonomi di dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna adalah pasar dengan ciri-ciri : banyak terdapat pembeli dan penjual; barang yang diperdagangkan bersifat homogeny; informasi pasar lengkap; dan harga ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, kentang, dan lain-lain.
Sifat-sifat pasar persaingan sempurna: (1) jumlah penjual dan pembeli banyak; (2) barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain; (3) penjual bersifat pengambil harga (price taker); (4) harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply); (5) posisi tawar konsumen kuat; (6) sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata; (7) sensitif terhadap perubahan harga.
2. Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya.Sifat-sifat pasar monopolistik: (1) untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda; (2) mirip dengan pasar persaingan sempurna; (3) brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda; (4) produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga.
3. Pasar Oligopoly
Pasar oligopoly adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen dan besi baja di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya.
Sifat-sifat pasar oligopoli: (1) harga produk yang dijual relatif sama; (2) pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses; (3) sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar; dan (4) perubahan harga akan diikuti perusahaan lain.
4. Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (PLN), perusahaan kereta api, dan lain sebagainya.
Sifat-sifat pasar monopoli: (1) hanya terdapat satu penjual atau produsen; (2) harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli; (3) umumnya monopoli dijalankan oleh pemerintah untuk kepentingan hajat hidup orang banyak; (4) sangat sulit untuk masuk ke pasar karena peraturan undang-undang maupun butuh sumber daya yang sulit didapat; (5) hanya ada satu jenis produk tanpa adanya alternatif pilihan; dan (6) tidak butuh strategi dan promosi untuk sukses.
Monopsoni adalah kebalikan dari monopoli, yaitu di mana hanya terdapat sedikit pembeli saja yang membeli produk yang dihasilkan. Monopoli dilarang dipraktekkan di negara Republik Indonesia yang diperkuat dengan undang-undang anti monopoli.
Tugas 4.7
1. Menurut kalian, negara Indoensia termasuk menganut pasar yang mana?
2. Berikan bukti-bukti dan alasan jawaban kalian !
K. KAPITAL
Kapital adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan, langsung maupun tidak langsung, dalam produksi untuk menambah output (hasil produksi). Lebih khusus dapat dikatakan, bahwa kapital terdiri dari barang-barang yang dibuat untuk penggunaan produksi pada masa yang akan datang. Kapital meliputi pabrik-pabrik dan alat-alat, bangunan-bangunan dan sebagainya.
Kapital sebagai alat pendorong perkembangan ekonomi meliputi investasi dalam pengetahuan teknik, perbaikan-perbaikan dalam pendidikan, kesehatan dan keahlian. Selain itu juga termasuk sumber-sumber yang menaikkan tenaga produksi, yang semuanya membutuhkan kepandaian penduduknya. Dengan kata lain, dalam pertumbuhan ekonomi jangka panjang fungsi kapital yang menaikkan produktivitas itu tidak saja berwujud human capital.
Keadaan kapital di negara-negara sedang berkembang pada umumnya relative rendah. Hal ini disebabkan karena akumulasi kapital di negara-negara sedang berkembang sedikit. Kebanyakan negara-negara sedang berkembang sekarang ini mempunyai tabungan dan investasi hanya sebesar 2% sampai 6% dari pendapatan nasionalnya. Sedangkan di negara-negara yang telah maju tabungan dan investasi selama periode pertumbuhan ekonomi yang cepat rata-rata antara 10% sampai 20% dari pendapatan nasional.
Para ahli ekonomi baik di negara-negara yang telah maju maupun yang belum maju kadang-kadang menyatakan bahwa adanya kemiskinan dan pekembangan ekonomi yang rendah di negara-negara yang sedang berkembang itu disebabkan kurangnya kapital. Mereka menganggap bahwa kapital adalah faktor yang menentukan dan faktor yang sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Walaupun, pada dasarnya yang menentukan pertumbuhan itu tidak hanya kapital melainkan juga faktor yang lain. Kapital bukan satu-satunya faktor yang menentukan pelaksanaan dan keberhasilan pembangunan.
Joan Robinson menulis bahwa di mana ada usaha-usaha wiraswasta, maka dana (kapital) akan mengikutinya. Bila kehendak untuk investasi sudah begitu kuatnya, sedangkan kapital belum cukup maka akan ditemukan usaha-usaha baru untuk dapat mengumpulkan kapital itu dan kebiasaan serta lembaga-lembaga dalam masyarakat itu ikut berkembang karenanya.
Bila negara semacam ini tiba-tiba menggunakan tingkat teknologi yang tinggi dari negara-negara yang telah maju, maka sudah tentu tidak mudah untuk mendapatkan dana dalam waktu yang dekat. Tetapi tambahan kapital, apakah pinjam dari luar negeri atau berasal dari penggunaan tenaga kerja yang menganggur yang ada dalam masyarakat itu, tidak perlu harus cukup banyak untuk bisa memulai industrialisasi.
1. Sumber-Sumber Kapital
Sumber daya kapital untuk pembangunan secara finansial sumber dana dapat dikelompokkkan dalam:
a. Tabungan Masyarakat (voluntary saving)
Tabungan masyarakat adalah bagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan untuk keperluan memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari, tetapi disimpan.
Tabungan masyarakat ini dapat dibedakan menjadi tabungan sukarela dan tabungan paksa. Tabungan sukarela atau “voluntary saving” apabila diorganisasikan dapat berwujud Tabanas, Premi Asuransi, deposito berjangka, dan sebagainya.
b. Pajak/Tabungan Paksa (forced saving)
Dalam hal pengenaan pajak, pemerintah memaksa unit-unit ekonomi yang lain untuk mengurangi pendapatan mereka dengan cara membayar pajak kepada pemerintah. Hasil pembayaran unit ekonomi rumah tangga dan perusahaan diterima emerintah sebagai penerimaan Pemerintah atau penerimaan Negara.
Sumber penerimaan negara ini dapat berasal dari pajak langsung dan pajak tidak langsung.
1) Pajak langsung adalah pajak yang tidak dapat digeserkan kepada pihak lain oleh siwajib pajak, dipungut atas dasar surat ketetapan pajak (kohir). Yang tergolong pajak langsung antara lain PBB, PPh, PPn, dll.
2) Pajak tidak langsung merupakan pajak yang bebannya dapat dilimpahkan/digeserkan kepada pihak lain, dipungut tanpa menggunakan surat ketetapan pajak.Yang tergolong pajak tidak langsung antara lain cukai tembakau (rokok), minuman keras, barang mewah, dll.
Berdasarkan besar kecilnya kemampuan wajib pajak maka pajak dikelompokkan menjadi pajak progresif, pajak regresif, dan pajak proporsional.
1) Pajak progresif adalah pajak yang semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi persentase pajak yang dipungut oleh pemerintah.
2) Pajak regresif adalah apabila pendapatan semakin tinggi semakin rendah persentase pajak yang dikenakan.
3) Pajak proporsional persentase pajak tetap walaupun tingkat pendapatan semakin tinggi.
Dengan demikian maka pajak progresif pada umumnya bersifat mempersempit perbedaan pendapatan, sedangkan pajak regresif lebih bersifat memperlebar perbedaan pendapatan. Pada umumnya pajak langsung (pajak pendapatan, pajak kekayaan) lebih bersifat progresif; sedangka pajak tak langsung (pajak penjualan, cukai) lebih bersifat regresif.
Di negara yang sedang berkembang umumnya diberlakukan pajak tidak langsung (sifatnya regresif) karena kemampuan administrasi di negara-negara tersebut belum memadai. Untuk memberlakukan pajak progresif. Agar pajak progresif dapat diberlakukan untuk mempersempit perbedaan pendapatan diperlukan data lengkap mengenai jumlah dan macam, serta nilai kekayaan maupun penghasilan para wajib pajak, sedangkan data tersebut relatif sulit diperoleh.
c. Tabungan Pemerintah
Penerimaan rutin setelah dipakai untuk membiayai pengeluaran rutin, bila terdapat sisa, maka sisa inilah yang kita sebut sebagai tabungan pemerintah. Jadi selisih antara penerimaan dan pengeluaran rutin inilah yang kita sebut sebagai tabungan pemerintah. Kemudian tabungan pemerintah ini ditambah dengan bantuan program dan bantuan proyek merupakan jumlah dana yang tersedia untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pembangunan. Semakin besar tabungan pemerintah dengan bantuan program dan bantuan proyek yang sama, maka semakin besarlah dana yang tersedia bagi pembangunan.
d. Pinjaman Pemerintah
Pinjaman pemerintah dapat berupa pinjaman sukarela dan pinjaman paksa; dapat pula dibedakan antara pinjaman dalam negeri dan luar negeri.
Pinjaman sukarela merupakan jenis pinjaman yang diterima oleh pemerintah secara sukarela dari pihak mana saja, dapat dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Sedangkan pinjaman paksa merupakan jenis pinjaman yang dapat dipaksakan oleh pemerintah kepada masyarakat. Ini pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1950-an, dimana pemerintah memotong uang kertas dan memberlakukan potongan sebelah kanan sebagai bagian pinjaman obligasi pemerintah dan hanya sebagian kiri yang laku yaitu 50% dari nilai asalnya.
Pinjaman dalam negeri merupakan jenis pinjaman yang diperoleh pemerintah dari penduduk di negeri sendiri, sedangkan pinjaman luar negeri merupakan jenis pinjaman yang diperoleh pemerintah dari para individu di luar negeri ataupun dari pemerintah negara lain.
Sebaliknya untuk pinjaman luar negeri pada saat terjadinya pinjaman, akan terdapat aliran dana dari luar negeri ke dalam negeri, dan pada saat terjadi pengembalian pinjaman, akan ada aliran dana dari dalam negeri dalam bentuk pokok pinjaman dan bunga pinjaman ke luar negeri. Bagaimana pengaruhnya terhadap distribusi beban pajak dalam pengumpulan pajak guna membayar kembali pinjaman tersebut.
Apabila kita tinjau dari distribusi beban pinjaman antar generasi, maka jelas bahwa yang meminjam adalah generasi pada saat ini, tetapi yang yang memikul tugas pengembalian adalah generasi yang akan datang. Ini tidak berarti bahwa generasi yang akan datang yang memikul beban pengembalian pinjaman dan bunganya, tetapi mereka juga yang akan lebih banyak menerima manfaat dari adanya pinjaman pemerintah yang diguakan untuk membangun dan memberikan hasil yang baik. Hal ini khususnya berlaku bagi proyek-proyek yang menghasilkan barang dan jasa yang tahan lama, terutama yang berupa prasarana seperti jalan, jembatan, pelabuhan, jaringan listrik, waduk/bendungan dan lain-lain. Sebaliknya, bilamana gagal dalam mengelola pinjaman itu, maka mau tidak mau generasi yang akan datang yang akan memikul beban pinjaman tersebut.
e. Inflasi (invisible tax)
Cara lain untuk membayar pembangunan suatu negara adalah dengan inflasi. Inflasi diartikan sebagai keadaan dimana harga-harga umum meningkat secara terus menerus. Dengan kenaikan harga umum itu berarti bahwa semua unit ekonomi (konsumen maupun produsen) akan membeli barang dengan jumlah yang lebih sedikit tetapi dengan pengeluaran rupiah yang sama. Dengan kata lain mereka mengurangi konsumsi riil dengan adanya inflasi itu. Oleh karena itu inflasi dapat diartikan sebagai pajak yang tidak tampak (invisible tax).
Pada umumnya inflasi disebabkan karena terjadi permintaan yang lebih besar dari pada penawaran yang disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah uang yang beredar). Dengan pencetakan uang yang lebih cepat daripada perkembangan produksi barang dan jasa, maka inflasi dapat dengan mudah berkembang. Apabila hal itu terjadi maka permintaan akan barang dan jasa untuk pembangunan proyek-proyek pemerintah akan tetap berlangsung, tetapi dengan pengorbanan dari pihak nonpemerintah.
Namun perlu diperhatikan bahwa inflasi yang terlalu keras lajunya harus dihindari karena ia akan struktur perekonomian, sehingga pemabangunan pada suatu saat akan berhenti. Dengan inflasi yang deras, struktur harga akan rusak, struktur upah juga akan rusak, investasi akan berhenti dan digantikan dengan usaha spekulasi serta ekspor menjadi tidak menguntungkan karena timbul disparitas harga.
f. Investasi asing
Investasi asing merupakan investasi yang dilaksanakan oleh pemilik-pemilik modal asing di dalam negeri kita untuk mendapatkan suatu keuntungan dari usaha yang dilaksanakan itu. Keuntungan dari adanya modal asing bagi kita ialah akan berupa diolahnya sumberdaya alam kita, meningkatnya lapangan kerja dan terjadinya nilai tambah (added value), meningkatnya penerimaan negara dari sumber pajak, serta adanya alih teknologi. Bagi pemilik modal asing, keuntungan mereka berupa liran dividen dari hasil usaha itu dari negeri di mana modal itu ditanamkan ke negara dari mana modal itu berasal.
2. Akumulasi Kapital
Masyarakat di negara-negara sedang berkembang biasanya memiliki akumulasi kapital yang rendah, hal ini dapat diketahui karena adanya suatu lingkaran yang tak berujung pangkal (vicious circle).
Di negara-negara sedang berkembang cenderung pendapatan rendah, apabila ada tabungan sedikit, konsumsi rendah dan pada tingkat yang subsistence, sehingga tidak dapat dikurangi untuk tabungan. Tabungan yang tidak ada atau sedikit, berarti investasi juga sedikit atau kurang sekali. Ini menyebabkan tingkat produktivitas rendah dan tingkat pendapatan yang rendah pula.
Di negara-negara yang relatif maju kehendak untuk menabung dan untuk investasi berlainan. Bagi negara yang kurang maju, kehendak untuk menabung dan investasi saling mempengaruhi. Besarnya tabungan tergantung pada adanya kemungkinan untuk investasi, pembagian pendapatan, stabilisasi sosial, harapan-harapan, kebiasaan-kebiasaan dan sebagainya. Jadi kehendak menabung lebih banyak dipengaruhi oleh psikologi dan sosiologi. Jadi rendahnya kapital disebabkan oleh kurangnya tabungan akibat hasrat berkonsumsi yang tinggi.
Kurangnya tabungan dapat juga diterangkan karena adanya international demonstration effect, yaitu keinginan untuk meniru konsumsi di negara-negara yang telah maju, sehingga pendapatan yang rendah itu semua digunakan untuk konsumsi. Efek pamer (demonstration effect) itu akan merupakan penghalang bagi perkembangan ekonomi.
Adapun cara-cara menaikkan jumlah tabungan untuk pembangunan adalah sebagai berikut:
1. Dengan pembentukan koperasi dan lembaga-lembaga yang lain. Misalnya koperasi pertanian. Dalam koperasi itu anggota-anggotanya akan mengadakan iuran simpanan dan disamping ini koperasi juga mendidik untuk berhemat. Koperasi kredit misalnya, mendorong penggunaan kapital yang sedikit itu pada penggunaan yang efektif. Setiap orang mudah mendapatkan kredit usahanya.
2. Dengan pajak. Ini juga merupakan seumber tabungan pemerintah. Tabungan pemerintah adalah jumlah seluruh penerimaan rutin dikurangi dengan seluruh pengeluaran rutin.
3. Dengan inflasi turunnya pendapatan riil para pekerja dan naiknya keuntungan pengusaha akan mendorong untuk mengadakan investasi lebih lanjut. Dampaknya adalah biaya-biaya akan naik dan ini akan punya pengaruh kurang baik di dalam industri ekspor karena harga barang-barang ekspor jadi lebih tinggi. Ada disparitas harga.
4. Dengan pinjaman luar negeri. Ini sudah tentu tergantung pada keadaan di negara yang memberi pinjaman ataupun negara yang meminjam, yang memberi pinjaman percaya atau tidak dan yang meminjam dapat dipercaya atau tidak; artinya bagaimana kesanggupannya untuk mengembalikan.
3. Penggunaan Kapital
Cara penggunaan kapital untuk pembangunan ada berbagai macam cara. Kriteria untuk menggunakan kapital (investasi) ada beberapa macam, diantaranya sebagai berikut.
a. Neraca Pembayaran
Pada pokoknya dikatakan bahwa penggunaan kapital atau investasi itu pada sektor-sektor yang dapat mengurangi kesulitan-kesulitan dari Neraca Pembayaran Internasional di waktu yang akan datang. Oleh karena itu investasi hendaknya digunakan untuk menaikkan volume ekspor dengan jalan untuk memproduksi barang-barang subsitusi impor ataupun menaikkan produksi barang-barang untuk ekspor.
b. Produktivitas Sosial Marjinal
Investasi digunakan pada proyek-proyek yang dapat diharapkan memberi hasil tertinggi atau dengan perkataan lain investasi pada proyek-proyek yang paling menguntungkan.
c. Intensitas Faktor-faktor Produksi
Kriteria ini berdasarkan pada capital output ratio suatu proyek di mana kapital merupakan faktor yang langka di suatu negara. Dengan perkataan lain investasi hendaknya dilaksanakan pada proyek-proyek dengan intensitas kapital yang terendah, dengan kapital yang sedikit saja sudah dapat menghasilkan output yang banyak.
d. Bagian Investasi Kembali
Ini menitikberatkan bahwa investasi harus sedemikian rupa sehingga investasi per kapita untuk masa yang akan datang makin bertambah. Jadi jumlah investasi makin lama harus makin banyak, dengan perkataan lain kriteria ini berusaha agar; tingkat investasi selalu akan bertambah besar dalam memutuskan investasi pertambahan penduduk harus pula dipergitungkan. Oleh karena tujuan perekonomian ialah memaksimumkan output per kapita di masa yang akan datang, maka kriteria tersebut akan memaksimumkan perbandingan kapital tenaga kerja (capital labor ratio) pada waktu yang akan datang dan karenanya memaksimumkan produksi per tenaga kerja.
e. Biaya Operasional
Untuk mengadakan investasi dalam suatu proyek ada 3 faktor yang harus diperhatikan, yaitu: (1) tingkat perputaran kapital (capital turnover) dari investasi itu; (2) keuntungan sosial yang ada (sosial profitability); dan (3) pengaruhnya terhadap Neraca Pembayaran Internasional.
f. Perbandingan Biaya Manfaat
Kriteria ini menghendaki agar investasi diadakan pada proyek-proyek yang memiliki nilai perbandingan manfaat dan biaya yang lebih besar. Manfaat di sini haruslah manfaat bersih yaitu total manfaat dikurangi biaya/kerugian selain dari kapital.
Pada pokoknya dapat dikatakan bahwa mengenai dapat tidaknya kriteria-kriteria tersebut diterapkan pada proyek investasi, tergantung pada tujuan-tujuan ekonomi dan sosial negara yang bersangkutan dan bagaimana investasi itu mempengaruhi keadaan ekonomi; misalnya pendapatan nasional, distribusi pendapatan, kapasitas ekspor, konsumsi, economies of scale dan sebagainya.
Tugas 4.8
1. Negara Indonesia termasuk dalam kelompok negara yang mempunyai hutang paling banyak di dunia. Menurut kalian, mengapa negara Indonesia mempunyai hutang banyak? Berikan alasan jawaban kalian !
2. Sebutkan 3 sumber kapital yang anda ketahui !
3. Jelaskan perbedaan antara pajak langsung dengan pajak tidak langsung !
4. Sebutkan 3 jenis pajak berdasarkan besar kecilnya kemampuan wajib pajak !
5. Jelaskan secara singkat bahwa kapital di negara-negara berkembang pada umumnya masih rendah.
L. TEKNOLOGI DAN FUNGSI WIRASWASTA
Kajian tentang teknologi dan fungsi wiraswasta didasarkan pada rasional, bahwa di dalam proses produksi terjadi suatu proses yang berlangsung secara sinergis aktif komponen modal, tenaga kerja, sumber daya manusia dan teknologi.
Schumpeter (dalam Sukirno, 2000) mengatakan bahwa perkembangan yang lambat dan terus menerus dalam tersedianya alat-alat produksi dan tabungan merupakan faktor yang penting di dalam menguraikan sejarah perekonomian..
Dalam negara yang relatif telah maju perbedaan atau jarak antara kemungkinan teknologi dan praktek kaum pengusaha jauh lebih sedikit daripada di negara yang kurang maju. Jadi perbedaan antara investasi dengan inovasi di negara-negara sedang berkembang lebih banyak daripada di negara maju. Misalnya tingkat teknik di negara maju telah mampu membuat atom dan ternyata mereka di negara tersebut sudah mempraktekkannya. Sedangkan kalau di negara berkembang celah ini masih lebar, yaitu meskipun tingkat teknologi sudah inggi, tetapi mempraktekkan/ melaksanakannya sebagai faktor produksi belum mampu. Jadi pembangunan ekonomi di negara-negara yang relatif kurang maju maupun yang telah maju akan lebih banyak tergantung pada penerapan teknologi ataupun pengetahuan yang ada.
1. Teknologi
Teknologi berarti suatu perubahan dalam fungsi produksi yang nampak dalam teknik produksi yang ada. Dalam kenyatannya, di negara-negara yang telah maju banyak terdapat pabrik-pabrik yang belum menggunakan teknik yang ada secara ekonomis maksimum karena mungkin adanya faktor-faktor produksi yang relatif langka, pasaran yang tidak luas, perkembangan yang kurang sempurna serta halangan kebudayaan dan sebagainya. Karena itu sebaiknya selalu diusahakan perubahan teknik supaya ada penggunaan yang maksimum dari faktor tersebut.
Perubahan teknologi (technological change) adalah perubahan dalam fungsi produksi dalam suatu kegiatan tertentu yang mana dapat menambah hasil dengan input tertentu. Perubahan teknologi ini menyebabkan tambahan produksi dengan sumber yang sama ataupun jumlah output yang sama tetapi dengan input yang lebih sedikit atau mungkin pula berupa barang-barang yang baru yang punya kegunaan yang lebih banyak.
Gambar: Siswa SMK Pertanian sedang memelihara tanaman dalam pot di kebun yang tertutup, profil SMK th 2007
Perubahan teknologi semacam ini dalam arti luas termasuk berbagai variasi dalam macam barang kapital, kualitas buruh atau organisasi dari faktor-faktor produksi tadi. Misalnya seorang petani mungkin menggunakan benih-benih yang lebih baik atau mengganti bajak dengan traktor, seperti halnya contoh dalam gambar 4.10 di atas; Dalam perubahan organisasi misalnya dengan mengemukakan cara spesialisasi yang baru atau cara pengawasan yang lebih baik.
Penyebaran ilmu pengetahuan/teknologi sekarang ini lebih mudah daripada pada masa yang lalu. Dahulu setiap tukang punya rahasia sendiri dalam cara bekerja yang mana hanya diberitahukan kepada kawan-kawan terdekat saja. Juga misalnya Inggris dalam abad 18 melarang ekspor mesin-mesin dengan tujuan untuk memonopoli teknologinya. Pada masa sekarang larangan-larangan semacam itu tidak banyak ditemui. Penguasa atau pemilik pabrik-pabrik mesin akan dengan segala senang hati menjual mesin-mesinnya yang baru atau yang modern ke negara-negara yang membutuhkan dan bahkan mau juga menyediakan tenaga ahlinya sekaligus.
Kegiatan-kegiatan yang bersifat komersial ini juga telah dibantu oleh PBB dalam memberikan bantuan-bantuan teknik. Di bidang agraria, demontrasi-demontrasi telah diadakan secara luas dengan maksud untuk menyebarkan teknologi yang lebi baik. Tetapi pada waktu yang sama kesulitan perhubungan masih tetap ada. Kekurangan tenaga ahli di negara sedang berkembang membatasi penyebaran teknologi. Di samping itu juga ada kesulitan bahasa dalam menjelaskan teknik yang baru itu ataupun juga tidak punya devisa untuk membeli buku-buku pengetahuan yang paling baru dan sebagainya.
Negara-negara sedang berkembang pada umumnya lebih mudah meniru tingkat teknologi yang lebih tinggi dari negara-negara yang telah maju. Namun demikian peranan riset itu perlu sekali untuk sedapat mungkin memperbaiki dan menyesuaikan teknologi itu dengan keadaan di negara yang bersangkutan. Mengenai saat terjadinya invensi adalah berhubungan erat dengan keadaan ekonomi, keadaan kebudayaan adat istiadat yang terdapat dalam masyarakat. Sebagaimana Meier mengatakan bahwa terjadinya invensi besar pada Revolusi Industri, dapat dijelaskan dengan baik yakni adanya kebutuhan yang secara ekonomi menyebabkan adanya invensi dan di samping itu karena keadaan masyarakat waktu itu menguntungkan buat adanya perkembangan. Dorongan ekonomis untuk mengadakan invensi dapat digolongkan sebagai harapan/ keinginan untuk mengambil bagian dalam pasar yang makin luas, memecahkan persoalan-persoalan produksi yang praktis dengan cara baru dan mengambil keuntungan dari perubahan-perubahan dalam faktor harga. Semua itu dapat berhasil bila baik pemerintah maupun industri dapat mensistematisir penelitian untuk hasil-hasil produksi dan proses invensinya.
Akumulasi ilmu pengetahuan yang ada mengembangkan kombinasi dan hubungan antar faktor-faktor yang baru. Testing dan penerapan teknologi baru dapat dilakukan oleh universitas-universitas ataupun oleh badan-badan lain. Di negara-negara barat lainnya, kegiatan ini berpusat di departemen-departemen yang besar bersama dengan penelitian-penelitian militer yang besar yang juga diawasi maupun dikoordinir lewat badan-badan pemerintah. Sejak tahun 1976 Indonesia mempunyai menteri Riset dan Teknologi.
2. Wiraswasta
Apabila perkembangan ekonomi merupakan hasil penerapan teknologi, maka haruslah ada seseorang atau segolongan orang yang berbuat untuk menerapkan kombinasi-kombinasi baru sumber-sumber produksi untuk kegiatan-kegiatan produktif. Dengan perkataan lain, haruslah ada orang yang membuat keputusan untuk mengganti cara-cara yang lama dengan yang baru. Perbuatan ini menunjukkan suatu inovasi yang disebut entrepeneurial function (sebagai fungsi wiraswasta).
Dalam arti luas fungsi wiraswasta dapat diartikan dalam keadaan, jadi dapat dalam keadaan masyarakat kapitalis, sosial atau pembangunan ekonomi pada umumnya. Dalam arti sempit sifat dari fungsi itu terbatas pada inovasi, misalnya mengkombinasikan faktor-faktor produksi baru. Apabila teknologi ini buat kepentingan pembangunan ekonomi, sudah tentu tindakan komplementer lainnya harus diperhatikan, seperti menyediakan kapital dan koordinasi dari faktor-faktor produksi.
Fungsi-fungsi ini dapat dilakukan oleh inovator, tetapi tidak harus. Misalnya dengan diperkenalkannya pedoman teknik assembling mobil dan sepatu mungkin merupakan hal yang penting bagi industrialisasi di Indonesia. Inovasi dalam tatalaksana personil juga diperlukan untuk menanggapi penggunaan teknik tersebut yaitu dengan mengemukakan perlunya suatu disiplin tertentu. Juga inovasi dalam perencanaan produksi untuk penggunaan alternatif dari tenaga kerja dan kapital, seandainya impor barang-barang setengah jadi tersebut terganggu. Hasil yang komulatif dalam perekonomian dari inovasi yang kecil-kecil ini akan menaikkan produktivitas dan bersama-sama dengan penyebarannya menghadapi masalah ketidaksempurnaan pasar yang mana tidak dapat dilupakan dalam menilai/ menimbang fungsi wiraswasta tersebut.
Kegiatan membuat atau memproduksi roti (gambar 4.11) bilmana dikelola dengan baik bisa menjadi titik awal dan bekal untuk menjadi seorang wiraswasta.
Gambar 4 10 Siswa SMK sedang Membuat Hortikultura. (Sumber: Profil SMK 2007)
Fungsi wiraswasta adalah mengadakan tindakan-tindakan yang menghasilkan kombinasi-kombinasi baru dari faktor-faktor produksi dalam proses yang produktif. Sebenarnya ada beberapa macam tipe wiraswasta berdasarkan atas tindakannya antara lain:
a. Innovating entrepeneur. Biasanya orang-orang ini bersifat agresif dalam percobaan-percobaannya dan ingin atau tertarik pada kemungkinan untuk dapat dipraktekkan.
b. Initiative entrepeneur. Ini adalah orang-orang yang siap untuk menggunakan inovasi-inovasi yang berhasil yang ditemukan oleh innovating intrepeneur.
c. Fabian entrepeneur. Ini sifatnya penuh hati-hati dan ragu-ragu yang nantinya akan meniru bila inovasi itu jelas menunjukkan sesuatu yang menguntungkan.
d. Drone entrepeneur. Ini sifatnya menolak untuk menggunakan kesempatan dalam mengubah produksi meskipun dengan biaya-biaya yang relatif rendah dibandingkan dengan produsen-produsen lainnya.
Gambar 4 10 Siswa SMK sedang Membuat Roti. (Sumber: Profil SMK 2007)
Sudah tentu terdapat banyak wiraswasta yang berbeda-beda dengan mereka yang tersebut di atas. Hal ini tergantung pada keadaan negaranya masing-masing. Sekarang ini di mana perpindahan inovasi-inovasi sudah lancar dan tak ada pembatasan maka kebanyakan dari wiraswasta itu adalah immitative dan bukan innovating entrepeneur.
3. Terbentuknya Wiraswasta
Munculnya wiraswasta berhubungan erat dengan motif-motif untuk inovasi yang ada dalam masyarakat. Dalam negara yang pendapatan riil per kapitanya tidak mengalami kenaikan selama bertahun-tahun maka di situ tidak ada wiraswasta.
Bila hanya ada sedikit saja wiraswasta dalam suatu negara, ini menunjukkan tidak kuatnya motif untuk mendorong inovasi yang menaikkan output (output–increasing innovation) dan juga karena adanya yang menghambat lebih besar. Bila sudah maju teknologinya maka persoalannya ialah bagaimana memelihara supaya wiraswasta itu bertambah. Motif harus selalu dipertahankan untuk mendorong inovasi yang lebih banyak dan mengurangi hambatan, maka sebelumnya kita tinjau dahulu bentuk hubungan sosial dalam masyarakat. Kemudian kita kembali pada persoalan bagaimana menaikkan jumlah wiraswasta.
Tiga aspek dari pola-pola hubungan sosial yang banyak terdapat di negara-negara yang telah maju ialah; aspek pengenalan (cognitive aspect), aspek keanggotan (membership aspect) dan aspek batasan substantif (subtstantive definition aspect). Dalam suatu masyarakat bisa terdapat sejenis hubungan sosial dari ketiga aspek di atas.
a. Aspek Pengenalan (Cognitive Aspect)
Cognitive aspect menunjukkan rasionalitas suatu masyarakat – yaitu apakah anggota masyarakat itu umumnya rasional atau tidak rasional dalam penggunaan kapital, tenaga kerja dan sumber alam lainnya. Perbuatan obyektif dan subyektif dari tindakan itu adalah sama. Suatu masyarakat adalah rasional bila dasar untuk pengambilan keputusan-keputusan itu didasarkan pada standar ilmiah kritis (critical scientific standards). Sedangkan yang irrasional ialah bila putusan-putusan didasarkan pada kebiasaan-kebiasaan atau kekuatan-kekuatan gaib dan terlepas dari hal-hal empiris. Misalnya pabrik baja dibangun berdasar atas alasan nasional, meskipun letaknya tidak ekonomis dilihat dari langkanya atau sedikitnya sumber ekonomi yang tersedia. Industri milik pemerintah mungkin diletakkan berdasar atas alasan-alasan politik, meskipun pertimbangan ekonominya berbeda. Dalam hal ini alasannya cukup rasional tapi tidak ekonomis.
Contoh tadi dipandang dari sudut politik negara untuk menaikkan regional output per kapita. Negara sebenarnya akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan mengadakan alternatif dalam menggunakan sumber-sumber ekonomi. Tetapi putusan-putusan tadi didasarkan pada tujuan subyektif untuk mempertahankan kekuatan politik.
b. Aspek Keanggotaan (Membership Aspect)
Membership aspect meliputi dua macam yaitu yang bersifat universal dan khusus.
1. Universal, dimana hubungan-hubungannya adalah universal, sejauh mana tindakan-tindakan itu didasarkan pada “apa yang dapat dikerjakan oleh “orang”. Tidak peduli siapa yang mengerjakan, dan “siapa orang itu”.
2. Khusus, misalnya pemilihan yang didasarkan pada koneksi keluarga atau politik, terlepas dari apakah orang-orang itu dapat bekerja.
c. Aspek Batasan Substantif (Substantive Definition Aspect)
Ada 2 golongan yakni yang bersifat khusus dan yang meluas. Khusus ialah bila hak dan kewajiban dari hubungan-hubungan tidak ditentukan dan dibatasi; misalnya kontrak-kontrak kerja. Tapi hubungan famili bersifat tidak terlalu terbatas, misalnya tidak menghiraukan lagi untung-rugi dan sebagainya. Di mana hubungan itu luas dan anggota-anggotanya kaya serta mau memberikan kekayaannya kepada anggota-anggota lainnya yang kurang mampu maka motif yang mendorong untuk berusaha mendapatkan kekayaan dengan inovasi akan berkurang. Jadi dalam masyarakat, wiraswasta diharapkan dapat banyak jumlahnya bila hubungan dalam masyarakat itu adalah rasional (obyektive), universal dan spesifik secara fungsional. Apabila hubungan famili itu sudah luas dan kuat, maka hasil inovasi akan dibagi-bagi. Sehingga inovatornya mungkin hanya menerima sedikit. Karenanya dorongan untuk inovasi akan berkurang. Hubungan yang semacam inilah yang mengakibatkan motif-motif untuk inovasi terhambat di negara sedang berkembang. Hambatan semacam ini dapat diatasi tapi harus secara perlahan-lahan. Pemerintah dalam hal ini memegang peranan yang penting dalam mendorong inovasi-inovasi yang akan menciptakan motif untuk menemukan tindakan selanjutnya baik dari sektor pemerintah maupun sektor swasta.
4. Inovasi
Inovasi dapat dibagi beberapa macam cara. Seperti kita ketahui inovasi dapat berupa capital saving (menghemat kapital) dan labor saving (menghemat tenaga kerja). Inovasi dapat juga dilihat dari sudut permintaan dan biaya-biaya seperti menekan biaya produksi (cost reducing) atau meningkatkan permintaan (demand incresing). Klasifikasi yang terakhir ini dapat berupa kedua-duanya yaitu penurunan biaya dan juga meningkatkan mutu sehingga permintaan bertambah. Seperti gambar 4.12 adalah salah satu bentuk inovasi dalam membudidayakan rumput laut oleh beberapa murid SMK.
Schumpeter mengemukakan ada beberapa macam inovasi, berupa turunnya biaya dan tambahnya permintaan. Inovasi yang berupa turunnya biaya termasuk memperkenalkan metode baru, menggunakan sumber-sumber bahan mentah baru dan pemakaian bentuk organisasi yang baik. Sedangkan yang berupa peningkatan permintaan meliputi antara lain memperkenalkan barang baru dengan kualitas baik dan pembukaan pasar baru. Inovasi yang dapat menekan biaya dalam transportasi memungkinkan adanya kombinasi baru dari sumber produksi dan terbukanya pasar baru.
Motif seseorang untuk melakukan inovasi banyak sekali macamnya dan dipengaruhi oleh berbagai keadaan yang masing-masing berbeda satu dengan yang lain. Dalam bidang teknik, untuk mengadakan inovasi dipengaruhi oleh kesempatan yang ada dan tersedianya dana. Lagi pula itu dipengaruhi oleh keadaan sosial, politik, dan ekonomi di suatu negara. Kita golongkan motif inovasi dalam tiga macam yaitu:
a. Motif-motif Inovasi di Negara Barat
Pada pokoknya adalah berupa dorongan untuk mencari laba (profit motive). Keadaan sosial dan agama protestan terutama golongan Calvinis– berpendapat bahwa bekerja dengan baik untuk kemakmuran adalah kewajiban agama. Di samping itu ada semangat berusaha yang didorong oleh prinsip-prinsip ingin mencapai dan mmpunyai sesuatu dengan melalui persaingan. Profit motive saja tidaklah cukup untuk inovasi, tetapi efektif atau tidaknya tergantung pada keadaan masyarakatnya, artinya menguntungkan masyarakat, yang sudah tentu dirinya sndiri akan termasuk di dalamnya.
Motif lain untuk melakukan inovasi adalah karena timbulnya perusahaan-perusahaan yang besar, maka untuk mempertahankan organisasi perlu ada inovasi. Jadi yang menjadi dorongan adalah mempertahankan organisasi tersebut, di samping motif untuk dapat hidup berkembang di dalam persaingan.
Motif lain dalam melakukan inovasi adalah untuk mempertahankan kedudukannya sebagai manajer atau untuk menjaga prestise. Halangan yang terbesar dalam mengadakan inovasi “ketakutan akan tidak berhasil”.
Akhirnya ialah adanya tekanan dari masyarakat juga mendorong untuk mengadakan inovasi. Misalnya kerapkali terjadi kecelakaan dalam kereta api, maka orang-orang PT KAI akan berusaha untuk menemukan cara bekerja yang lebih baik, sehingga kecelakaan dapat dihindarkan.
b. Motif-motif Inovasi di Negara Berkembang
Pada negara-negara sedang berkembang keadaan masyarakatnya berbeda-beda baik sistem ekonomi maupun politiknya. Jadi dari sini kita lihat bahwa motif itu berbeda-beda, demikian pula mengenai efektif tidaknya pelaksanaan inovasi itu adalah berbeda-beda pula, tergantung keadaan sosial dan kebudayaan di masing-masing negara.
Motif-motif inovasi di negara yang sedang berkembang dalam pengembangan inovasi pada dasarnya sangat tergantung kepada seberapa dekat hubungan negara tersebut dengan negara maju. Hubungan inilah yang mempengaruhi motif masyarakatnya untuk melakukan inovasi.
Pada umumnya motif-motif yang ada dalam masyarakat di berbagai negara tidak akan menghasilkan inovasi kecuali apabila orang-orang/ golongan orang tidak yakin bahwa keuntungan yang akan diperoleh lebih besar atau cukup untuk menutupi kerugian. Misalnya di India petani-petani menolak menggunakan bajak dari besi, karena besi itu seolah-olah merobek-robek secara kejam terhadap tanah, sedangkan bajak yang dari kayu adalah lebih halus.
Demikian pula banyak negara sedang berkembang yang menolak penggunaan traktor karena tidak cocok di negara tersebut, meskipun telah didemontrasikan kalau dengan traktor itu lebih baik, lebih cepat dan sebagainya. Di samping itu, juga karena mengingat akan sulitnya suku cadang (spare-parts) dari traktor tersebut. Contoh lain ialah orang asing di Indonesia pernah juga segan untuk mengadakan sesuatu, takut kalau nanti diambil alih oleh negara misalnya (demonstrasi, nasionalisasi). Jadi meskipun ada inovator yang mampu untuk mengadakan inovasi dengan motif yang kuat, tetapi kalau halangan-halangan yang dihadapi itu lebih kuat sudah tentu akan terhambat juga.
Berdasarkan motif-motif yang muncul dalam melakukan inovasi di bidang produksi guna meningkatkan produktifitas ekonomi, terdapat beberapa halangan, yang dapat digolongkan dalam 3 yaitu: (1) faktor-faktor ekonomis; (2) faktor sosial budaya; dan (3) adanya tekanan dari beberapa orang yang berkuasa.
Ternyata, inovasi tidak dapat dilepaskan/dipisahkan dari keadaan masyarakat sekitarnya. Bahkan bisa dikatakan bahwa cara-cara untuk mengurangi halangan-halangan tersebut termasuk suatu perbutan inovasi.
Halangan yang lain misalnya ialah bahwa pada suatu waktu telah diperkenalkan adanya suatu bibit padi yang lebih baik, yang lebih banyak memberikan hasil. Tetapi petani segan untuk menggunakan bibit tersebut, meskipun hasilnya jelas lebih banyak. Ini disebabkan karena rasa beras baru ini tidak seenak beras yang biasanya..
Seperti telah kita ketahui bahwa ekonomi adalah hanya sebagian dari keadaan dalam suatu negara, dan perkembangan ekonomi membutuhkan perbaikan/perubahan dari faktor-faktor produksi yang saling berhubungan. Jadi mengenalkan suatu teknik produksi baru atau barang baru akan sia-sia apabila tidak disertai dengan perubahan faktor lain yang erat hubungannya.
Mengusulkan penggunaan bibit baru atau pupuk untuk menaikkan hasil, membutuhkan proyek untuk mendemontrasikan, dan juga untuk mendidik petani dalam menggunakan bibit baru dan pupuk tersebut. Di Indonesia misalnya, survey tanah telah dijalankan dengan baik dan meluas bahwa produksi tanaman padi dapat dinaikkan melalui penggunaan pupuk nitrogen dan phosphate. Penerapannya tidak hanya menggunakan pekerja lapangan (field worker) untuk mendemonstrasikan pentingnya rabuk-rabuk itu, melainkan juga organisasi, sistem distribusi yang akan membagi rabuk dengan harga pemerintah pada waktu tanam di desa-desa, dan juga memberi kredit petani untuk pembelian rabuk-rabuk.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan supaya inovasi berhasil di negara-negara sedang berkembang, adalah:
1) Terlebih dahulu mendapatkan pengertian yang mendalam tentang sistem kebudayaan di mana perubahan-perubahan akan terjadi dan kemungkinan atau konsekuensinya, baik secara fisik maupun sosial dari inovasi yang diharapkan itu. Ini membantu tidak saja dalam memberi saran mengenai penerapan teknik yang baru dengan tepat, tetapi juga merupakan penuntun supaya akibat-akibat yang tidak diharapkan tidak akan terjadi. Sebab bila yang memberi penjelasan itu tahu seluk-beluk dari masyarakat di hambatan halangan akan berkurang. Sebagai contoh, Departemen Pertanian Republik Indonesia PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dalam penyebaran teknologi baru di lingkungan petani.
2) Perlu bahwa perkenalan inovasi itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bukan kebutuhan orang di luar masyarakat yang bersangkutan.
3) Teknik yang baru hendaknya cocok dengan prinsip kemasyarakatan yang ada. Misalnya gotong-royong pembangunan masyarakat desa, membangun badan-badan yang telah dikenal oleh penduduk setempat.
4) Penyesuaian dengan keadaan di situ harus dengan perlahan-lahan atau secara gradual.
5) Adalah perlu untuk memelihara/melindungi saluran-saluran untuk kemajuan dan kepuasan dalam harapan-harapan. Misalnya di situ ada kepala desa atau pemimpin agama yang berpengaruh, biarkan ia nanti juga membantu dalam meyakinkan penerapan teknik baru, sehingga rakyat akan taat.
Biasanya inovator itu berasal dari orang-orang yang rendah tingkatannya. Di Jepang, orang-orang tidak dapat naik tingkatannya karena adat yang berlaku. Sebaliknya orang-orang yang sudah tinggi tingkatannya, biasanya sudah puas dengan apa yang telah mereka peroleh, sehingga dorongan untuk memperbaiki hidupnya tidak ada. Karena Schumpeter mengatakan bahwa sebenarnya “Inovasi selalu bersama-sama dengan timbulnya kehendak untuk naik tingkat dari orang-orang yang baru tersebut.”
Mungkin orang-orang baru itu mempunyai kemampuan dan harapan untuk inovasi tetapi tidak mempunyai kapital, sehingga sumber-sumber kapital yang ada dapat mendorong timbulnya wiraswasta. Selain itu tersedianya inovator dapat ditingkatkan melalui bentuk-bentuk organisasi yang dipakai dalam perusahaan-perusahaan di sampig pemerintah membantu menaikkan skill guna diserahi tugas-tgas pimpinan.
Organisasi yang disentralisir di mana putusan-putusan sudah dibuat oleh pimpinan atas, maka akan tidak banyak memberi kesempatan bagi bawahannya untuk mendapatkan pengalaman dalam pengambilan keputusan. Di zaman kolonial Belanda, hanya sedikit saja orang-orang Indonesia yang diperbolehkan untuk menduduki pangkat yang tinggi, tambahan lagi mereka ini dipimpin dan diperintah saja oleh Belanda.
Pemerintah dapat memegang peranan langsung maupun tidak langsung dalam memajukan wiraswasta. Land reform misalnya, merupakan dorongan bagi petani untuk bekerja lebih efesien, sebab dengan tanah yang kecil yang dimilikinya petani akan menggunakan tanah tersebut sebaik-baiknya.
Perubahan teknologi dan penggunaan inovasi yang menambah output adalah erat hubungannya dengan kenaikan produktifitas dan proses perkembangan di negara-negara yang sedang berkembang. Menurut sejarah, inovasi itu segera timbul setelah adanya invensi yang menyebabkan naiknya tingkat produksi dan taraf hidup.
Bagi negara-negara yang sedang berkembang, kemajuan teknologi ini terhambat oleh karena relatif terbatasnya wiraswasta. Sebaliknya, tumbuhnya wiraswasta telah tertunda atau lambat karena hambatan yang berasal dari keadaan dengan tiadanya insentif yang cukup untuk menutup hmambatan tersebut. Dalam hal ini atau dalam banyak hal, peranan pemerintah dalam mendorong inovasi penting, artinya bahwa pemerintah harus memberikan dorongan yang kuat dan secara luas.
Tugas 4.9
Kalian adalah siswa SMK, pengembang teknologi dan inovasi dalam produksi barang dan jasa. Menurut kalian, apa yang seharusnya dilakukan untuk mengembangkan teknologi dan inovasi tersebut agar bisa bermakna bagi masyarakat dan meberikan kesejahteraan bagi semua?