Bagi seorang guru mengajar adalah hal biasa, bagaimana menyampaikan ilmu pengetahuan agar dapat diterima peserta didik dengan baik. Tidak semua peserta didik dapat menerima dengan baik, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor dan latar belakang. Kurangnya keteladanan dari guru, lingkungan keluarga, faktor fisik dan psykhis, serta lingkungan pergaulan, sangat berpengaruh bagi peserta didik dalam menerima pengetahuan yang disampaikan guru.
Ajaran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” yang berarti di depan seseorang memberikan teladan (contoh), di tengah membangun semangat, dan di belakang memberikan dorongan (http://id.wikiquote.org/wiki/Ki_Hajar_Dewantara). Apabila diimplementasikan dalam pendidikan maka sebagai seorang guru semestinya memberikan teladan, bagaimana berperilaku baik, cara belajar yang baik maupun cara bekerja keras dalam mengejar cita-cita. Ketika berada di antara peserta didik seorang guru harus mampu membangun semangat, memberikan motivasi bagaimana cara belajar yang baik. Dan ketika berada di belakang seorang guru terus memberikan dorongan agar peserta didik terus belajar giat guna meraih cita-cita, misalnya melalui face book guru hendaknya bisa memberikan dorongan agar peserta didik tidak melupakan tanggung jawab sebagai seorang pelajar. Dengan demikian perkembangan teknologi akan lebih bermakna bagi pendidikan.
Ajaran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” yang berarti di depan seseorang memberikan teladan (contoh), di tengah membangun semangat, dan di belakang memberikan dorongan (http://id.wikiquote.org/wiki/Ki_Hajar_Dewantara). Apabila diimplementasikan dalam pendidikan maka sebagai seorang guru semestinya memberikan teladan, bagaimana berperilaku baik, cara belajar yang baik maupun cara bekerja keras dalam mengejar cita-cita. Ketika berada di antara peserta didik seorang guru harus mampu membangun semangat, memberikan motivasi bagaimana cara belajar yang baik. Dan ketika berada di belakang seorang guru terus memberikan dorongan agar peserta didik terus belajar giat guna meraih cita-cita, misalnya melalui face book guru hendaknya bisa memberikan dorongan agar peserta didik tidak melupakan tanggung jawab sebagai seorang pelajar. Dengan demikian perkembangan teknologi akan lebih bermakna bagi pendidikan.
Pengalaman penulis tentang bagaimana memberikan contoh yang baik, salah satunya adalah mengikuti kegiatan lomba yang diselenggarakan oleh Formulasi Jawa Tengah melalui internet. Untuk memenangkan sebuah lomba seorang guru harus bekerja keras, dengan tetap mengedepankan tugas utama sebagai seorang pendidik. Keikutsertaan penulis dalam lomba tersebut bukan semata-mata menginginkan hadiah dan kemenangan, tetapi ada misi yang lebih penting, yaitu :
- Bagaimana memberikan contoh pada peserta didik, bahwa untuk meraih sebuah cita-cita ataupun prestasi perlu kerja keras terus menerus, do’a disertai semangat, pantang menyerah sekalipun sudah sangat lelah.
- Menanamkan pada peserta didik bahwa prestasi, kemenangan tak akan pernah diraih oleh orang yang hanya berpangku tangan, tapi diperoleh melalui perjuangan keras, secara kontinyu dan konsisten, penuh percaya diri serta kerja sama yang baik dengan berbagai pihak.
Senang, bangga, haru, nampak terlihat di wajah-wajah peserta didik setelah mereka mengetahui bahwa artikel dengan judul “Hipnotis Siswa dengan Power Point” berhasil menduduki peringkat pertama. Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua peserta didik yang ikut memberikan dukungan dalam lomba tersebut, dan kemenangan tersebut bukan semata-mata kemenangan gurunya melainkan kemenangan bersama.
Diharapkan dengan hasil lomba tersebut para peserta didik menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar dan termotivasi untuk lebih giat dan semangat belajar. Karena telah dicontohkan gurunya bahwa prestasi atau sebuah kemenangan diraih melalui do’a, perjuangan, kerja keras, dan rasa percaya diri. Tanpa itu semua maka mustahil akan berhasil. Begitu juga mereka merasa yakin bahwa untuk mengejar cita-cita perlu belajar giat, secara kontinyu sampai cita-cita tersebut dapat diraihnya. Ucapan terima kasih pada peserta didik memiliki nilai tersendiri dalam menanamkan sikap, yaitu bagaimana cara menghargai orang lain yang telah berjasa pada kita, sekalipun masih anak-anak mereka merasa senang ketika gurunya memberikan ucapan terima kasih. Jadi bukan hanya anak yang harus berterima kasih kapada guru, tapi guru pun perlu berterima kasih pada peserta didiknya.
Apabila dihubungkan dengan penanaman nilai-nilai karakter dalam pendidikan, maka keikutsertaan seorang guru dalam sebuah lomba sangat relevan. Bukan hanya sekedar kata-kata atau nasehat, tetapi sebuah pengalaman yang langsung dapat dihayati dan dirasakan, karena peserta didik ikut berpartisipasi di dalamnya. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam kegiatan lomba guru tersebut antara lain : semangat kerja keras, pantang menyerah, menghargai karya orang lain, percaya diri, kerja sama yang baik. Dengan kemenangan ini tak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
- Jajaran pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan SMP Negeri 2 Bukateja, di Purbalingga, serta daerah lainnya
- Siswa dan alumni SMP Negeri 2 Bukateja dari berbagai angkatan
- Pelajar maupun alumni dari berbagai sekolah di daerah kabupaten Purbalingga dan sekitarnya
- Kerabat, sahabat, di berbagai daerah di Indonesia
Permohonan maaf kepada berbagai pihak yang merasa terganggu kenyamanannya oleh aktivitas penulis dalam mengikuti kegiatan lomba penulisan artikel tersebut karena terbatasnya ilmu dan pengetahuan tentang teknologi informatika.