BUAT PARA PELAJAR, TETAP SEMANGAT BELAJAR DI RUMAH,JANGAN PANIK MENGHADAPI VIRUS CORONA, TAPI JANGAN REMEHKAN KARENA SIAPA SAJA BISA JADI KORBAN, SEMOGA PANDEMI CORONA SEGERA BERAKHIR SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERGABUNG BERSAMA "GARUDA BUKATEJA" DALAM SITUASI PANDEMI COFID 19

KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT

A. Pengertian Konflik Sosial
Konflik sosial adalah pertentangan yang terjadi dalam masyarakat. Menurut Robert M.Z Lawang, Konflik sosial merupakan  alat untuk memperoleh hal-hal yang langka, seperti status, kekuasaan, dan sebagainya. Perubahan sosial akibat modernasi  seringkali diikuti oleh timbulnya konflik sosial.
Konflik sosial menyebabkan kehidupan masyarakat menjadi kacau. Oleh karena itu, konflik sosial harus segera diatasi agar tidak meluas dan mengancam disentegrasi sosial.
B.  Macam – Macam Konflik
1.   Konflik antara individu dengan individu
Konflik antar individu adalah pertentangan yang terjadi antara dua orang akibat perbedaan kepentingan, nilai-nilai, atau pandangan hidup. Misalnya: konflik yang terjadi antara sahabat atau konflik antara tetangga.
Di masyarakat sering kali terjadi, dua orang yang sejak awal perkenalan sudah tidak saling menyukai. Permulaan yang buruk itu akan menimbulkan rasa saling membenci dan permusuhan. Makian diucapkan, penghinaan dilontarkan, dan seterusnya sampai mungkin timbul suatu perkelahian fisik. Apabila perkalihan dapat dilerai, maka seolah-olah kedua-duanya untuk sementara tidak berhadapan muka. Proses ini dinamakan Akomodasi. Konflik antar individu yang di akhiri saling memaafkan akan membuat persahabatan menjadi erat. Sebaiknya, bila masing – masing tidak mau mengalah, mungkin saja akan timbul perkelahian untuk saling memusuhkan.

2.  Konflik antara kelompok dengan kelompok
Konflik antara kelompok dengan kelompok adalah pertentangan yang terjadi antara dua kelompok yang saling bertentangan karena perbedaan nilai-nilai, pandangan, atau kepentingan. Sebagai contoh, konflik antara dua kelompok pelajar SMK.  Konflik antar kelompok ini bila tidak segera di atasi dapat menimbulkan perkelahian massal.

3.  Konflik antar ras
Konflik antar Ras adalah pertentangan antara dua ras akibat perbedaan nilai-nilai dan kepentingan. Contohnya, Konflik antara masyarakat Sunda dengan masyarakat keturunan Tionghoa ( Cina ). 
Sumber Konflik ternyata tidak hanya terletak pada perbedaan ciri-ciri badaniah, tetapi juga pebedaan nilai-nilai, paham politik, pandangan hidup, ideologi, atau kepentingan. Apabila salah satu ras merupakan golongan masyarakat mayoritas yang memegang kekuasaan, maka akan terjadi kolonialisasi atau penjajahan.

4.  Konflik antar kelas sosial        
Konflik antarkelas sosial adalah pertentangan yang terjadi antara dua kelas sosial yang berbeda. Sebagai contoh, konflik antar buruh dan majikan, konflik antar orang kaya dengan orang miskin. Konflik antar kelas sosial ini seringkali dalam bentuk gerakan masa, yaitu gerakan perusakan barang-barang milik umum. Oleh karena itu, konflik antar kelas sosial ini harus segera diatasi agar tidak meluas menjadi kerusuhan sosial yang mengancam disintegrasi sosial.

5.  Konflik antar elite politik
Konflik antar elite adalah pertentangan yang terjadi antar dua elite politik akibat perbedaan kepentingan atau pandangan politik. Misalnya, pertentangan antara pihak yag berkuasa dengan pihak oposisi, konflik antara tokoh Demokrat dengan tokoh PDIP dan sebagainya. Konflik antar  elite politik seringkali menimbulkan ketegangan dan kekacauan pada masyarakat lapisan bawah. Konflik ini bila tidak segera diatasi dapat mengganggu jalannya roda pemerintahan dan proses pembangunan. 

C. Faktor Penyebab Konflik Sosial
1. Perbedaan kepentingan dan pandangan hidup
2. Perbedaan nilai dan norma sosial
3. Perbedaan nilai-nilai kebudayaan
4. Perbedaan status dan peran sosial
5. Pengaruh perubahan unsur-unsur kebudayaan

D. Bentuk Pengendalian konflik sosial
Manusia dalam kehidupannya di masyarakat selalu berinteraksi sosial dengan manusia lainnya. Dalam berinteraksi sosial tersebut ada kalanya timbul masalah, seperti terjadi salah paham lalu bertengkar atau berkelahi. Apabila konflik sosial tersebut dapat diselesaikan  dengan baik. Maka akan kembali pada kondisi semula, sehingga terwujud keseimbangan sosial (sosial equilibrium). Untuk dapat menciptakan keseimbangan sosial, diperlukan upaya-upaya pengendalian konflik sosial, antara lain :
1. Pengertian pengendalian sosial
   Pengendalian sosial adalah proses mengatasi pertentangan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Pengendalian sosial dan peyimpangan sosial merupakan dua fenomena sosial yang mewarnai kehidupan masyarakat. Proses mengembalikan si penyimpang pada perilaku yang normal, dinamakan Normalisasi sosial. Pengendalian sosial bermacam–macam bentuknya, yaitu intimidasi (ancaman), kekerasan fisik (hukuman kurungan) cemoohan, gosip, ostrisisme (diacuhkan) dan sebagainya.
2. Sifat pengendalian sosial
Ada  dua sifat pengendalain sosial, yaitu:
a.  Preventif
Adalah pengendalain sosial yang dilakukan sebelum terjadi pelanggaran. Dalam hal ini, pengendalian sosial bersifat pencegahan agar  terhindar dari suatu pelanggaran atau penyimpangan.
Contonya : - guru menasihati siswa-siswanya agar menghindari tawuran dan narkoba.
b.  Refresif
Adalah pengendalain yang dilakukan setelah terjadi penyimpangan. Cara ini bertujuan memulihkan keadaan seperti sebelum terjadi penyimpangan.
Contonya : - hakim menjatuhkan hukuman 1 tahun kepada terpidana tindak korupsi.
3. Teknik pengendalian sosial
Ada dua teknik pengendalian sosial, yaitu:
a.  Persuasif
Adalah teknik pengendalian sosial dengan cara mengajak atau membimbing warga masyarakat agar bertindak sesui dengan peraturan atau norma-norma yang berlaku.
Contonya: - seorang ayah menasihati anaknya yang ketahuan merokok. Dengan penuh kesabaran, orang tua menanamkan pengertian, bahwa merokok merusak kesehatan.
b.  Koersif
Adalah teknik pengendalian sosial yang lebih menekankan pada tindakan yang menggunakan kekerasan fisik. Tujuannya agar si pelaku menjadi jera dan tidak berani mengulangi perbuatannya.
Contonya: - penerapan peraturan hukum di Negara islam yang memberlakukan kuman cambuk, rajam, bahkan hukuman mati bagi pelaku kejahatan. Tujuannya agar perilaku kejahatan atau orang yang akan berniat jahat menjadi jera dan takut melakuakn tindakan kejahatan.
Peran Lembaga Pengendalian Sosial
 a.  Lembaga kepolisian
 b.  Lembaga peradialan
 c.  Lembaga adat
 d.  Lembaga masyarakat
 e.  Lembaga pendidikan
 f.   Lembaga keagamaan
4.  Dampak Konflik Sosial
a. Bertambah kuatnya rasa solidaritas antara sesama anggota
b. Hancurnya atau retaknya kesatuan kelompok
c. Adanya perubahan kepribadian seorang di individu
d. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia

Tugas :
1.      Sebutkan langkah-langkah yang ditempuh pada suatu sekolah agar tidak terjadi tawuran antar pelajar !
2.      Sebutkan tiga faktor yang dapat menyebabkan terjadinya konflik sosial !
3.      Sebutkan 4 lembaga yang mempunyai kewenangan melakukan pengendalian sosial !
4.      Sebutkan dampak yang terjadi apabila konflik sosial tidak dapat dikendalikan !
5.    Jelaskan perbedaan antara pengendalian sosial yang bersifat presventif dengan pengendalian sosial yang bersifat persuasif !
Comments
0 Comments