BUAT PARA PELAJAR, TETAP SEMANGAT BELAJAR DI RUMAH,JANGAN PANIK MENGHADAPI VIRUS CORONA, TAPI JANGAN REMEHKAN KARENA SIAPA SAJA BISA JADI KORBAN, SEMOGA PANDEMI CORONA SEGERA BERAKHIR SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERGABUNG BERSAMA "GARUDA BUKATEJA" DALAM SITUASI PANDEMI COFID 19

BAB I SINKRONIK DAN DIAKRONIK

1.        Sinkronik dalam Sejarah
           
Kata sinkronik, berasal dari bahasa Yunani yaitu syn yang berarti dengan, dan chronoss yang berarti waktu. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkronis diartikan sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu masa. Kajian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada masa atau waktu tertentu dengan lebih mendalam. Lebih lengkapnya dapat dijelaskan bahwa konsep sinkronik dalam sejarah adalah bagaimana mempelajari atau mengkaji, pola-pola, gejala, dan karakter dari sebuah peristiwa sejarah pada masa tertentu.
Secara umum sinkronis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1) Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu.
2) Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan karakter.
3) Bersifat horizontal
4) Tidak ada konsep perbandingan
5) Cakupan kajian lebih sempit
6) Kajiannya sangat sistematis
7) Sifat kajian lebih serius dan mendalam
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sinkronik dalam sejarah adalah kajian yang lebih menitikberatkan pada meneliti  gejala-gejala yang meluas dari sebuah peristiwa tetapi dengan waktu yang terbatas. Sebagai contoh, seseorang sejarawan ingin menyusun sejarah perekonomian bangsa Indonesia pada zaman Jepang. Hal yang akan dia lakukan adalah meneliti gejala atau fenomena perkembangan kehidupan  ekonomi bangsa Indonesia yang terjadi pada masa pendudukan Jepang itu saja
2.   Diakronik atau Kronologi dalam Sejarah
Secara etimologis kata diakronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dia dan chronoss. Dia mempunyai arti melintas, melampaui, atau melalui, sedangkan chronoss berarti waktu. Jadi, diakronik berarti sesuatu yang melintas, melalui, dan melampaui dalam dalam batasan waktu. Jika dikaitkan dengan sejarah, sesuatu yang melintas, melalui, atau melampaui tersebut adalah peristiwa atau kejadian. Secara etimologis, kata kronologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu chronoss dan logos. Chronoss artinya waktu, sedangkan logos artinya uraian atau ilmu. Jadi, kronologi adalah ilmu tentang waktu, yang memang di dalam perkembangannya  kemudian menjadi ilmu bantu sejarah yang menyusun peristiwa atau kejadian-kejadian sesuai dengan urutan waktu terjadinya.
Mengurutkan peristiwa-peristiwa sejarah sesuai dengan waktu terjadinya adalah untuk mempermudah kita dalam melakukan rekonstruksi terhadap semua peristiwa masa lalu dengan tepat. Kronologi juga membantu kita agar dengan mudah dapat membandingkan peristiwa sejarah yang terjadi di suatu tempat yang berbeda tetapi dalam waktu yang sama
Sejarah juga mengenal istilah periodisasi, yang bertugas membuat klasifikasi dari peristiwa-peristiwa sejarah dalam tahap-tahap dan pembabakan tertentu. Periodisasi dalam sejarah diperlukan karena penting bagi kita agar dapat mengadakan tinjauan secara menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan saling keterhubungannya dalam berbagai aspek. Periodisasi dalam sejarah dapat dilakukan dengan banyak klasifikasi  berdasarkan sejumlah aspek dalam kehidupan manusia, seperti perkembangan sistem politik, pemerintahan, agama dan kepercayaan, ekonomi, dan sosial budaya. Contoh berikut adalah periodisasi yang dibuat berdasarkan sistem mata pencarian hidup dalam sejarah Indonesia:
-  Masa berburu dan meramu
-  Masa bercocok tanam
-  Masa bercocok tanam tingkat lanjut
-  Masa perundagian
Periodisasi yang banyak digunakan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan masyarakat, sistem politik, ekonomi, agama, dan kepercayaan suatu kerajaan digunakan pembabakan berdasarkan urutan dinasti, seperti yang terdapat pada sejarah bangsa-bangsa di Asia.Dinasti yang pernah memerintah Jawa dari zaman Hindu-Buddha hingga kebudayaan Islam antara lain :
       Dinasti (Wangsya) Sanjaya (732-850 M).
       Dinasti Syailendra (750-900 M).
       Dinasti Isyana (900-1222 M).
       Dinasti Girindra (1222-1478 M).
       Dinasti Demak (1521-1568 M).
       Dinasti Pajang (1568-1600 M).
       Dinasti Mataram (1600-1775 M).

Periodisasi bertujuan membuat klasifikasi dalam sejarah sehingga akan memudahkan kita untuk memahami peristiwa-peristiwa sejarah secara kronologis. Melalui periodisasi, kita menjadi mudah untuk memahami hal-hal yang terkait dengan:
      perkembangan manusia dari waktu ke waktu
      kesinambungan antar periode,
      kemungkinan terjadinya fenomena yang berulang, dan
      perubahan yang terjadi dari periode awal hingga ke periodeberikutnya.
Periodisasi sejarah Indonesia adalah sebagai berikut
       Masa praaksara.
       Masa kedatangan dan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha.
       Masa kedatangan dan perkembangan agama Islam.
       Masa kekuasaan kolonialisme Barat
       Masa pendudukan Jepang
       Masa Revolusi.
       Masa Orde LamaMasa Orde Baru.
       Masa reformasi

KRONIK
Dalam sejarah kita juga dikenalkan dengan istilah kronik. Kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan waktu kejadiannya. Kronik berupa catatan perjalanan yang ditulis oleh para musafir, pendeta, dan pujangga pada masa yang lalu. Mereka pada umumnya menulis tentang peristiwa, kejadian, hal-hal yang menarik perhatian dan mengesankan yang mereka temui di suatu tempat dan pada waktu tertentu.
Kronik sejarah Indonesia banyak ditulis oleh para musafir dan pendeta Cina  yang banyak berdatangan ke Nusantara untuk berbagai kepentingan. Kronik tentang Nusantara yang banyak ditulis oleh para musafir dan pendeta adalah ketika Cina diperintah oleh sejumlah dinasti, seperti Dinasti Chou, Qin, Tang, dan Ming, dan juga oleh para musafir serta pendeta yang datang dari India. Berdasarkan catatan yang mereka buat, kita dapat mengetahui, atau paling tidak memiliki gambaran,  tentang bagaimana kondisi masyarakat Nusantara di suatu tempat pada masa yang lalu. Namun, untuk memperoleh gambaran lebih jelas tentang masa  lalu, diperlukan banyak sumber lain yang dapat mendukung kebenaran dari kronik tersebut.

3.   Cara Berpikir Kronologis dan Sinkronik dalam Belajar Sejarah
Sejarah mengajarkan kepada kita cara berpikir Diakronik/ kronologis, artinya berpikirlah secara runtut, teratur, dan berkesinambungan. Dengan konsep kronologis, sejarah akan memberikan kepada kita gambaran yang utuh tentang peristiwa atau perjalanan sejarah dari tinjauan aspek tertentu sehingga dengan mudah kita dapat menarik manfaat dan makna dari hubungan antarperistiwa yang terjadi. Adapun dalam kehidupan sehari-hari, konsep berpikir diakronik atau kronologis ini sangat diperlukan jika kita ingin memecahkan masalah.
<![endif]-->
Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan datang. Sejarah terbentuk dari tiga unsur yang ketiganya tidak dapat terpisahkan antara satu dengan yang lain. Ketiga unsur tersebut adalah :
1.    Manusia
Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa sejarah. Manusia adalah pelaku / aktor utama yang sangat menentukan suatu peristiwa sejarah. Sehingga mempelajari sejarah dapat diartikan juga kita mempelajari sejarah manusia. Sebagai aktor sejarah, manusia memiliki kemampuan berpikir yang merupakan cikal bakal munculnya ide kreatif. Ide kreatif inilah yang merupakan embrio terbentuknya kebudayaan.
2.    Ruang
Dalam sejarah, ruang merupakan unsur penting yang harus ada. Ruang atau tempat terjadinya peristiwa sejarah berkaitan dengan aspek geografis. Setiap komunitas yang tinggal di suatu tempat, akan memiliki pola pikir dan sistem budaya yang diperoleh dari leluhurnya. Sehingga kisah sejarah manusia merupakan proses interaksi dengan kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi pada ruang atau tempat tertentu.
3.    Waktu
Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak dapat dilepaskan dari waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa lalu, masa kini dan masa depan. Mempelajari sejarah bukan hanya mempelajari sesuatu yang berhenti, melainkan sesuatu yang terus bergerak sejalan dengan perjalanan waktu. Setiap peristiwa sejarah berada dalam kurun waktu tertentu yang memiliki latar belakang waktu sebelumnya.
Kesimpulan :
1.      Sejarah berkaitan dengan masa lampau, artinya pembelajaran sejarah adalah pembelajaran peristiwa masa lampau
2.        Sejarah bersifat kronologis, artinya dalam penyusunan pembelajaran sejarah harus berdasarkan urutan waktu
3.        Peristiwa sejarah memiliki 3 unsur utama, yaitu manusia, ruang dan waktu
4.     Sejarah berkaitan dengan perspektif waktu, sekalipun sejarah erat kaitannya dengan masa lampau, namun masa lampau ini ditarik untuk melihat masa kini dan yang akan datang
Sejarah selalu berhubungan dengan sebab akibat, artinya dalam merangkai fakta atau peristiwa satu sama lainnya harus ada prinsip sebab akibat. Mengapa sebuah peristiwa terjadi dan bagaimana dampak atau akibatnya setelah peristiwa terjadi.

Bukti telah belajar Online :
Comments
10 Comments

10 comments :

Anonymous said...

ini lg belajar dan lg memahaminya dulu

Unknown said...

Ternyata wajtu itu berkaitan mulai dari masa lalu masa kini dan masa depan😂

Unknown said...

Terima kasih😄

Unknown said...

Peristiwa terjadi karena adanya manusia sebagai aktor utama sebuah peristiwa, setelah terjadinya peristiwa seiring berjalannya waktu peristiwa tersebut akan berubah menjadi sejarah di masa lampau yang dapat digunakan sebagai modal untuk bertindak dimasa kini dan acuan untuk perencanaan masa yg akan datang.

Unknown said...

Peristiwa terjadi karena adanya manusia sebagai aktor utama sebuah peristiwa, setelah terjadinya peristiwa seiring berjalannya waktu peristiwa tersebut akan berubah menjadi sejarah di masa lampau yang dapat digunakan sebagai modal untuk bertindak dimasa kini dan acuan untuk perencanaan masa yg akan datang.

Unknown said...

Ternyata sinkronik dan diakronik ini pelajran yang sangat menyenangkan

Unknown said...

Cape nyatat skskka

Unknown said...

Ok

Unknown said...

Alhamdulillah, saya sudah membaca pak, Intan Nur Aini Kelas XAK

Unknown said...

Alhamdulillah, saya sudah membaca pak, Intan Nur Aini Kelas XAK